Qualcomm Menghidupkan Kembali Pasar Smartphone di Tiongkok Untuk Masa Depan
Qualcomm Menghidupkan Kembali Pasar Smartphone di Tiongkok Untuk Masa Depan--www.qualcomm.com
Sebelumnya, Apple merupakan salah satu mitra terbesar Qualcomm, dengan produk-produknya menggunakan chip modem dari perusahaan ini.
Namun, Apple kini mulai mengembangkan chip modem internalnya sendiri, yang diharapkan akan menggantikan penggunaan chip Qualcomm dalam beberapa tahun mendatang. Meski begitu, Qualcomm telah mencapai kesepakatan untuk tetap menjual chip ke Apple hingga setidaknya tahun 2026.
BACA JUGA:Perbaikan Jembatan Ogan Kertapati, KAI Divre III Minta Penumpang Tiba di Stasiun Lebih Awal
BACA JUGA:Debat Kedua Gubernur Sumsel, Anita Janjikan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Merata
Dalam menanggapi kemungkinan berakhirnya kemitraan dengan Apple, Qualcomm berfokus untuk mengembangkan pasar baru, termasuk otomotif, Internet of Things (IoT), headset VR, dan komputer pribadi (PC).
Menurut Bob O'Donnell, Kepala Analis di TECHnalysis Research, Qualcomm mulai menikmati pendapatan tambahan dari pasar lain yang menjadi fokusnya, termasuk otomotif, Internet of Things, headset, dan PC.
Langkah ini menjadi strategi Qualcomm dalam menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan meski kontribusi Apple berkurang di masa mendatang.
Di sisi lain, adanya potensi tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Terpilih Donald Trump, khususnya pada produk yang berasal dari Tiongkok, juga memengaruhi rencana jangka panjang Qualcomm.
BACA JUGA:Lebih Ringan, Lebih Kuat, Lebih Mahal? Rahasia di Balik Pesona Serat Karbon
BACA JUGA:Fenomena Langka, Salju Menyelimuti Gurun Pasir Al-Jawf di Arab Saudi
Trump telah mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif antara 10% hingga 20% untuk hampir semua impor, dan lebih dari 60% untuk barang-barang dari Tiongkok, sebagai upaya untuk memperkuat manufaktur dalam negeri Amerika Serikat.
Jika tarif tersebut mencakup chip yang diimpor dari Taiwan, maka Qualcomm dapat terdorong untuk memindahkan basis manufakturnya ke dalam negeri.
“Saya akan sangat terkejut jika tarif yang lebih tinggi diterapkan pada chip dari Taiwan, tetapi jika hal itu terjadi, ini akan menjadi insentif bagi Qualcomm untuk memindahkan basis manufakturnya ke Amerika Serikat,'' ungkap O'Donnell
Keputusan ini tentu akan menimbulkan dampak signifikan pada strategi manufaktur Qualcomm serta struktur biayanya.
BACA JUGA:Meriah! Sambutan Hangat Homecoming Key Giffary, 1st Runner-Up Puteri Anak Indonesia Pariwisata 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: www.qualcomm.com