Mewujudkan Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik

Mewujudkan Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik

Talkshow Halo Palembang UPTD Panti Sosial di Palembang di Studio 2 PALTV.-Juliadi Azwan-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam upaya mewujudkan kemandirian penyandang disabilitas sensorik, Plh Kepala UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Sensorik Deddy Ismail dan Kepala Pembelajaran SLB-A PRPCN Suwardi, berpartisipasi dalam sebuah pada program dialog Halo Palembang di Studio 2 PALTV.

Program siaran langsung Halo Palembang yang berlangsung pada hari Selasa paggi, 13 Juni 2023 ini, bertujuan untuk membahas tantangan dan upaya yang dilakukan dalam menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas sensorik di Palembang.

Deddy Ismail sebagai Plh Kepala UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Sensorik, berbagi pengalaman dan strategi yang telah dilakukan oleh panti sosial dalam memberikan layanan rehabilitasi dan pelatihan kepada penyandang disabilitas sensorik.

Deddy Ismail menjelaskan bahwa panti sosial ini bertujuan untuk memberdayakan penyandang disabilitas sensorik agar dapat hidup mandiri dan berkontribusi dalam masyarakat.

Dalam panti sosial ini, mereka diberikan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, rehabilitasi medis, serta dukungan psikososial yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi mereka.

Tujuan akhirnya adalah mempersiapkan mereka agar dapat mandiri dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Suwardi sebagai Kepala Pembelajaran SLB-A PRPCN, memberikan perspektif dari segi pendidikan inklusif.

Suwardi menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah dan inklusif bagi siswa dengan disabilitas sensorik.

Menurut Suwardi, pendidikan inklusif bukan hanya tentang menyediakan akses fisik, tetapi juga menyediakan dukungan dan adaptasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

BACA JUGA:Dinas Perpustakaan Daerah dan Perpusnas Imbau Penerbit serta Masyarakat untuk Menyerahkan Hasil Karyanya

BACA JUGA:Apakah Boleh Seorang Anak Pergi Haji Ketika Orangtuanya Belum Pernah Pergi Haji?

Dalam dialog tersebut, kedua narasumber berbagi pengalaman dan strategi sukses dalam mewujudkan kemandirian penyandang disabilitas sensorik.

Mereka juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam memberikan dukungan dan kesadaran terhadap hak-hak penyandang disabilitas sensorik.

Dalam perjalanan hidupnya, siswa dengan disabilitas sensorik tuna netra ini telah menghadapi berbagai keterbatasan dan tantangan yang signifikan.

Namun, melalui ketekunan, determinasi, dan semangat juang yang tak kenal lelah, para penyandang disabilitas sensorik berhasil bangkit dari keterpurukan dan meraih prestasi luar biasa.

Dalam menghadapi tantangan pendidikan yang mungkin terasa tak seimbang, penyandang disabilitas sensorik menunjukkan kekuatan dan keberanian yang luar biasa, dalam mengejar impian dan mewujudkan potensi pribadinya.

Dalam perjalanan ini, para penyandang disabilitas sensorik tidak hanya menghadapi hambatan fisik dan sensorik, tetapi juga pertentangan dan stereotip sosial yang mungkin meragukan kemampuan dan potensi mereka.

Namun, para penyandang disabilitas sensorik mampu mengubah skeptisisme menjadi inspirasi melalui prestasi yang mereka raih.

Dukungan dan semangat dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga, teman, dan guru, berperan penting dalam membantu mereka mengatasi rintangan dan meraih prestasi yang luar biasa.

Dalam prosesnya, siswa ini menemukan cara untuk memanfaatkan teknologi dan bantuan lainnya guna mengatasi keterbatasan sensorik mereka.

Mereka belajar untuk mengandalkan indera yang lain, memanfaatkan pendidikan inklusif, dan mengakses pelatihan khusus untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka.

Dalam proses ini, mereka menunjukkan kepada dunia bahwa keterbatasan fisik tidak menghambat ambisi dan prestasi mereka.

BACA JUGA:Membongkar Jalan Menuju Kekayaan di Usia Muda dengan Penghasilan UMR

BACA JUGA:Tahukah Kamu bahwa Umbut Kelapa Bukan Hanya Cemilan, Tapi Juga Bahan Makanan Mahal

Program dialog Halo Palembang ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk memperkuat kolaborasi antara panti sosial, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian dan inklusi bagi penyandang disabilitas sensorik.

Semoga melalui upaya bersama, Palembang dapat menjadi kota yang inklusif dan ramah bagi semua warganya, tanpa memandang perbedaan dan keterbatasan.

Tetaplah terhubung dengan program Halo Palembang di PALTV, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang upaya dan prestasi dalam mewujudkan inklusi bagi penyandang disabilitas sensorik.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber