Pangsa Pasar Mobil Hybrid Lampaui Mobil Bensin di Uni Eropa
Pangsa Pasar Mobil Hybrid Lampaui Mobil Bensin di Uni Eropa--ilustrasi pribadi
Selain itu, mobil listrik penuh (BEV) dan mobil plug-in hybrid (PHEV) justru mencatat perlambatan dalam penjualan tahun ini. Salah satu penyebab utamanya adalah kebijakan insentif ramah lingkungan yang berbeda-beda di tiap negara anggota Uni Eropa.
Sigrid de Vries, Direktur Jenderal ACEA, menekankan pentingnya pertumbuhan yang lebih stabil dan andal untuk mendukung transformasi menuju mobilitas hijau.
BACA JUGA:Ini Alasan Prabowo Memilih Mobil MV3 Garuda Limousine di Pelantikan
BACA JUGA: Selamat Tinggal Kunci Konvensional! Inilah Era Baru Pengelolaan Akses
Menurutnya, meskipun ada peningkatan dalam pangsa pasar kendaraan listrik dan hybrid, situasi saat ini masih jauh dari pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat seperti yang dibutuhkan Uni Eropa.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lemahnya permintaan pasar dan ketatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik asal China.
penjualan mobil hybrid menyumbang 32,8 persen dari total penjualan mobil baru --ilustrasi pribadi
Beberapa produsen mobil besar Eropa seperti Volkswagen, Stellantis, dan Renault, mengalami penurunan dalam pendaftaran kendaraan baru.
Pendaftaran mobil dari Stellantis bahkan turun drastis sebesar 27,1 persen, sedangkan Renault mencatat penurunan 1,5 persen.
BACA JUGA:Daya Tahan Tubuh Hewan Harus Diwaspadai di Musim Penghujan, Berikut Tipsnya!
BACA JUGA: Beradu Visi Misi, Debat Terbuka Perdana Pilkada Muara Enim Berlangsung meriah dan Kondusif
Di sisi lain, Volkswagen berhasil mencatatkan kenaikan kecil sebesar 0,3 persen dalam pendaftaran kendaraan baru pada bulan September.
Ini menggambarkan bahwa meskipun terdapat peningkatan penjualan pada beberapa segmen, pasar mobil di Uni Eropa secara keseluruhan masih menghadapi tantangan besar.
Produsen mobil Eropa tengah berusaha menahan serbuan kendaraan listrik asal China yang dianggap menawarkan harga lebih murah karena adanya subsidi dari pemerintah Beijing.
Negara-negara Uni Eropa mulai merespons situasi ini dengan mengambil tindakan lebih tegas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber