Gunakan Satelit dan Pesawat Tanpa Awak, Israel Berhasil Bunuh Pemimpin Hizbullah

Gunakan Satelit dan Pesawat Tanpa Awak, Israel Berhasil Bunuh Pemimpin Hizbullah

Gunakan Satelit dan Pesawat Tanpa Awak, Israel Berhasil Bunuh Pemimpin Hizbullah--ig.com/@idf

PALTV.CO.ID,- Keberhasilan Israel dalam menargetkan dan membunuh Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, adalah hasil dari operasi intelijen yang sangat canggih, dipimpin oleh Unit 8200, salah satu cabang utama intelijen Israel.

Dengan melakukan pengawasan intensif terhadap komunikasi serta pergerakan kelompok Hisbulah tersebut melalui penggunaan satelit dan pesawat tanpa awak.

Salah satu tantangan terbesar dalam operasi Israel ini adalah kemampuan Hizbullah dalam menggunakan sistem komunikasi tradisional yang sulit diakses oleh teknologi modern Israel.

Unit  operasi intelijen ini telah lama berfokus pada Hizbullah, terutama sejak perang tahun 2006.

BACA JUGA:Mochi Menjadi Fenomena Kuliner Internasional Yang Digemari Oleh Banyak Kalangan

BACA JUGA:Anak Influencer Sembuh Total dari Penyakit Jantung Bocor

Hassan Nasrallah dan pemimpin Hizbullah lainnya diketahui tidak menggunakan telepon pintar atau perangkat komunikasi canggih yang rentan terhadap penyadapan.

Sebaliknya, mereka lebih memilih metode komunikasi yang lebih kuno dan tidak melibatkan teknologi canggih, seperti surat dan pesan lisan yang disampaikan melalui orang kepercayaan.

Strategi ini membuat komunikasi mereka lebih lambat, namun lebih aman dari pengawasan musuh.

Namun, situasi mulai berubah selama perang saudara di Suriah yang dimulai pada 2012.

Hizbullah mengirim pasukan untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan kelompok pemberontak, termasuk ISIS.

BACA JUGA:Viral! Santri di Aceh Disiram Air Cabai karena Merokok, Berakhir Kepanasan di Bak Mandi

BACA JUGA:Mengenal Penyakit Umum Yamaha Vixion Second dan Cara Mengatasinya!

Dalam konflik ini, anggota Hizbullah mulai menggunakan perangkat komunikasi yang lebih modern, seperti telepon pintar dan radio, yang memudahkan intelijen Israel untuk memantau pergerakan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber