Revolusi Transportasi atau Bom Waktu? Mengungkap Sisi Gelap Mobil Self-Driving

Revolusi Transportasi atau Bom Waktu? Mengungkap Sisi Gelap Mobil Self-Driving

Pria anonim bepergian dengan mobil di hari yang cerah-freepik-freepik

Data dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) menunjukkan bahwa lebih dari 90% kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kesalahan manusia.

Dengan menghilangkan faktor manusia, kendaraan self-driving diharapkan dapat mengurangi jumlah kecelakaan secara signifikan.

Salah satu masalah utama adalah bagaimana kendaraan otonom akan menangani situasi darurat yang kompleks.


Layar navigasi mobil pintar dengan speedometer-freepik-freepik

Misalnya, dalam situasi di mana kecelakaan tidak bisa dihindari, bagaimana kendaraan akan memutuskan tindakan yang paling aman?

Selain itu, masalah hacking dan keamanan siber juga menjadi perhatian besar. Kendaraan yang

terhubung ke internet rentan terhadap serangan yang dapat mengganggu operasi mereka atau membahayakan penumpang.

Tantangan yang Dihadapi

Selain keamanan, ada beberapa tantangan lain yang perlu diatasi sebelum kendaraan self-driving dapat diadopsi secara luas.

BACA JUGA:BMW X3 2025: SUV Hybrid Mewah dengan Performa Mengejutkan, Siap Jadi Idola Jalanan

BACA JUGA:Uni Eropa Bersiap Voting Tarif Baru untuk Mobil Listrik Buatan China

Salah satu tantangan terbesar adalah regulasi. Di banyak negara, undang-undang lalu lintas saat ini tidak dirancang untuk kendaraan otonom.

Regulasi baru perlu dibuat untuk mengatur bagaimana kendaraan ini dioperasikan, diuji, dan disertifikasi.

Tantangan lainnya adalah infrastruktur. Kendaraan self-driving membutuhkan infrastruktur jalan yang

terawat baik dan dilengkapi dengan marka jalan yang jelas dan sinyal lalu lintas yang dapat dibaca oleh sistem kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber