Dari Gelombang Udara untuk Nusantara, Sejarah Panjang Radio Nasional

"Saya sering mendengar cerita dari teman-teman di daerah, bagaimana mereka tumbuh besar dengan mendengarkan radio.

Setiap pagi mereka menunggu siaran berita atau acara musik yang menjadi teman setia mereka saat bekerja di ladang atau mengurus rumah.

Radio memiliki cara tersendiri untuk hadir dalam kehidupan sehari-hari pendengarnya," kata Mangcek Meedun.

Cek Vili, yang turut memandu acara, menyoroti bahwa Hari Radio Nasional juga merupakan pengingat akan pentingnya menjaga kredibilitas informasi yang disampaikan melalui gelombang udara.

"Di tengah gempuran berita hoaks yang mudah tersebar melalui media sosial, radio masih bisa menjadi salah satu rujukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Penyiar radio punya tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan sesuai dengan fakta, karena banyak pendengar yang masih mempercayai radio sebagai sumber informasi utama," jelas Cek Vili.

Menutup perbincangan, Ariek Kristo menekankan bahwa meskipun radio telah melalui berbagai perubahan zaman, esensi utamanya tetap sama: menyampaikan suara-suara yang membawa pesan kebersamaan, pengetahuan, dan hiburan.

"Radio akan terus menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa ini. Gelombang udara akan terus menghubungkan kita dari satu sudut Nusantara ke sudut lainnya, selama masih ada suara yang ingin didengar," pungkas Ariek.

Hari Radio Nasional bukan hanya sekadar perayaan, melainkan refleksi akan pentingnya media ini dalam sejarah dan masa depan Indonesia.

Di tengah kemajuan teknologi, radio tetap hadir sebagai pengingat bahwa informasi yang tepat dan terpercaya adalah kunci untuk membangun masyarakat yang cerdas dan bersatu

Sumber: