China Bertindak Cepat Meredam Kenaikan Yuan di Pergeseran Pasar Ekonomi Global

China Bertindak Cepat Meredam Kenaikan Yuan di Pergeseran Pasar Ekonomi Global

China Bertindak Cepat Meredam Kenaikan Yuan di Pergeseran Pasar Ekonomi Global--free pik.com

Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan adanya akumulasi posisi short yuan spekulatif selama periode penurunan mata uang ini sejak awal 2023.

Jika yuan terapresiasi dengan cepat, posisi-posisi short ini dapat dibatalkan secara tidak teratur, yang berpotensi mengganggu stabilitas pasar.

BACA JUGA:Menggali Sejarah di Museum HOS Tjokroaminoto: Destinasi Wisata Edukasi di Surabaya

BACA JUGA:10 Mobil Anti-Peluru yang Direkomendasikan untuk Keamanan

Menurut analis dari Macquarie Group, sejak tahun 2022, eksportir dan perusahaan multinasional telah mengumpulkan lebih dari 500 miliar dolar AS dalam bentuk mata uang asing.

Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk peningkatan permintaan yuan di masa depan.

Selain itu, Administrasi Negara untuk Valuta Asing (SAFE) juga mengajukan pertanyaan kepada beberapa bank terkait rasio konversi valuta asing mereka.

Sebagai bagian dari upaya untuk memahami potensi peningkatan pembelian yuan.

BACA JUGA: Dugaan Kasus Malpraktik Bidan Bisa Terjadi Karena Kelalaian Bertugas

BACA JUGA:Liburan Jadi Lebih Menyenangkan dengan CRETA Prime dan Sunroof-nya

Di sisi lain, PBOC juga melonggarkan peraturan yang melarang bank-bank untuk memegang posisi short yuan pada akhir hari perdagangan bagi beberapa bank tertentu.

Selain itu, bank sentral ini juga telah memberikan kuota impor emas baru, yang biasanya dibatasi ketika yuan berisiko terdepresiasi.

Meskipun langkah-langkah ini bersifat halus, para analis melihatnya sebagai upaya untuk mengelola volatilitas nilai yuan, bukan untuk menghentikan apresiasi mata uang ini.

Dengan langkah-langkah yang diambil, beberapa analis pasar merevisi prediksi mereka terkait nilai yuan.

BACA JUGA:5 Alasan Mengapa Mobil Anda Tidak Langsung Menyala di Pagi Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber