Harga Kompetitif, Jadi Strategi Jitu Mobil Listrik China Menaklukkan Pasar Indonesia
Harga Kompetitif, Jadi Strategi Jitu Mobil Listrik China Menaklukkan Pasar Indonesia--ilustrasi pribadi
Harga Kompetitif, Jadi Strategi Jitu Mobil Listrik China Menaklukkan Pasar Indonesia--ilustrasi pribadi
Keunggulan ini tercermin dari data yang dilaporkan oleh Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM). Pada Januari 2024, China berhasil mengekspor 443 ribu unit mobil, yang merupakan peningkatan sebesar 47,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka ini menunjukkan betapa dominannya posisi China dalam industri otomotif global, khususnya di sektor mobil listrik.
BACA JUGA:Masalah Kelistrikan Motor? Ini Tips Efektif untuk Mengatasinya!
BACA JUGA: Kotak P3K Mobil Anda, Apa Saja yang Harus Disiapkan untuk Keadaan Darurat?
Selain efisiensi produksi, strategi lain yang tak kalah penting adalah kolaborasi produksi atau join production. Dalam hal ini, produsen mobil listrik China tidak harus membangun pabrik baru dari awal di negara tujuan ekspor.
Alih-alih, mereka memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan lokal yang sudah memiliki fasilitas produksi yang memadai.
Strategi ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga memungkinkan produsen untuk dengan cepat memasuki pasar baru dan menguji daya tarik produk mereka.
Beberapa produsen mobil listrik China yang telah menerapkan strategi ini di Indonesia antara lain Chery, Neta, dan Jetour.
BACA JUGA:Ini 8 Alasan Wuling Almaz RS Pro Hybrid Menjadi Pilihan Tepat untuk Mobil Keluarga!
BACA JUGA:WMoto Morbius, Motor Cruiser Desain Fat Bob dengan Harga Terjangkau
Mereka menggunakan fasilitas perakitan milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Dengan melakukan join production, mereka dapat memulai produksi mobil listrik tanpa harus menanggung beban investasi besar untuk pembangunan pabrik baru.
Salah satu contoh sukses dari strategi ini adalah Neta, yang fasilitas perakitannya di HIM merupakan yang kedua di luar China.
Dengan tingkat kandungan lokal (TKDN) mencapai 44 persen, pabrik ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar Indonesia tetapi juga Asia Tenggara.
PT HIM juga telah menjadwalkan produksi 10.000 unit Neta hingga tahun 2025. Sementara itu, Chery memiliki target produksi 30.000 unit pada tahun 2024. Dalam waktu dekat, Jetour juga akan memulai produksi di fasilitas HIM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber