Hujan Meteor Perseid 2024, Puncaknya Akhir Pekan Ini
Ilustrasi puncak hujan meteor Perseid yang akan terjadi pada akhir pekan ketiga Agustus 2024.-AI Generated-freepik.com/@freepik
Hujan meteor ini diperkirakan berasal dari rasi bintang Perseus. Puncaknya terjadi setiap tahun pada pertengahan Agustus dan dianggap sebagai salah satu hujan meteor terbaik.
Hujan meteor Perseid biasanya berlangsung cepat dan terang, meninggalkan jejak cahaya dan warna saat bergerak melintasi langit malam.
Hujan meteor Perseid juga merupakan salah satu hujan meteor yang paling produktif, dengan hampir 100 meteor per jam.
BACA JUGA:Ujian Hidup dari Allah SWT Hakikatnya untuk Meningkatkan Derajat Manusia
Hujan meteor Perseid merupakan pengalaman pengamatan yang paling menyenangkan bagi para pengamat langit, karena hujan meteor ini muncul pada malam-malam musim panas saat cuaca hangat.
Hujan meteor Perseid juga dikenal luas karena bola api atau ledakan warna dan cahayanya yang luar biasa.
Bola api dihasilkan dari partikel besar materi komet dan karena itu bertahan lebih lama dari hujan meteor biasa. Bola api ini lebih terang dan lebih jelas terlihat.
Bagi yang belum tahu, meteor adalah bagian dari puing-puing komet atau pecahan asteroid. Komet meninggalkan jejak berdebu saat mendekati matahari.
BACA JUGA:Inilah Sistem Pertahanan Canggih Israel Dalam Menghadapi Ancaman Iran
BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh! Ini Pentingnya Perawatan Rutin Motor
Puncaknya hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun pada pertengahan Agustus dan dianggap sebagai salah satu hujan meteor terbaik.--instagram.com/@manusianlangit
Setiap tahun, Bumi bergerak melewati jejak-jejak ini, beberapa di antaranya melewati atmosfer. Ketika melewati atmosfer, komet-komet tersebut terbakar dan menghasilkan garis-garis warna-warni di langit.
Tabrakan dengan atmosfer yang menyebabkan lahirnya hujan meteor Perseid berasal dari Komet 109/Swift-Tuttle, yang menurut NASA membutuhkan waktu 133 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari.
Almarhum astronom Italia, Giovanni Schiaparelli, berjasa dalam menemukan hubungan antara komet dan hujan meteor. Komet Swift-Tuttle terakhir kali mengunjungi tata surya bagian dalam pada tahun 1992.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber