Jakarta Gunakan Teknologi IQAir Untuk Cek Kualitas Udara
IQAir digunakan mengecek kualitas udara --Foto : iqair.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Jakarta saat ini gunakan teknologi modern untuk melihat kualitas udara, berdasarkan data dari aplikasi pemantau kualitas udara, IQAir, kota ini mencatatkan Indeks Kualitas udara (Air Quality Index/AQI) sebesar 168 pada saat artikel ini disusun.
Angka ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta berada dalam kondisi tidak sehat, yang telah berlangsung selama empat hari terakhir. Penurunan kualitas udara ini dimulai sejak Kamis, 20 Juni lalu, ketika AQI mencapai 154, melewati ambang batas kategori sedang yang ditetapkan sebesar 100.
Pada hari Sabtu sebelumnya, AQI Jakarta bahkan mencapai angka 162, menandakan peningkatan yang signifikan dalam polusi udara di ibu kota.
Pusat pemantauan IQAir juga mencatat bahwa konsentrasi partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 saat ini mencapai 80 mikrogram per meter kubik udara. Angka ini jauh melampaui panduan kualitas udara tahunan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menetapkan batas aman sebesar 5 mikrogram per meter kubik.
BACA JUGA:Inovasi Terbaru: Teknologi Smartphone yang Bisa Melihat Tembus Dinding
Kualitas udara yg di dengan teknologi --Foto : iqair.com
Situasi ini menunjukkan bahwa Jakarta mengalami 16 kali lipat lebih tinggi dari standar yang dianjurkan oleh WHO, menyoroti kekhawatiran akan dampak kesehatan masyarakat.
Jakarta, sebagai salah satu dari beberapa kota besar di Indonesia, bukan satu-satunya yang menghadapi masalah serius terkait kualitas udara. Kota Tangerang Selatan, misalnya, mencatatkan AQI sebesar 196, yang jauh melebihi tingkat Jakarta.
Sementara itu, Kota Bandung di Jawa Barat mencatatkan AQI sebesar 163, menunjukkan bahwa masalah ini tidak terbatas hanya pada ibu kota negara. Kota-kota lain seperti Medan dan Palembang juga tidak luput dari masalah ini dengan masing-masing mencatatkan AQI 149 dan 119, yang mengindikasikan bahwa kualitas udara di sana tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kategori tidak sehat menurut standar AQI menunjukkan bahwa polusi udara dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, serta ekosistem lainnya. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, terutama bagi individu yang memiliki penyakit paru-paru atau kondisi kesehatan lain yang sensitif terhadap polusi udara.
Rekomendasi diberikan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan selama periode ini, menggunakan masker penutup wajah saat berada di luar ruangan, menutup jendela untuk mengurangi paparan udara luar yang terkontaminasi, serta menggunakan penyaring udara di dalam ruangan untuk membantu menjaga kualitas udara di tempat tinggal.
Pada Ahad pagi, suhu di Jakarta mencapai sekitar 25 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 81 persen. Cuaca cerah dengan laju angin mencapai sekitar 9,3 kilometer per jam, yang dapat mempengaruhi penyebaran polutan di udara.
BACA JUGA:Inovasi Terbaru dari Yamaha: Teknologi Turbo pada NMAX Generasi Terbaru
Kondisi cuaca ini juga dapat mempengaruhi tingkat polusi udara dalam jangka pendek, meskipun peran utama dalam tingkat polusi berasal dari aktivitas manusia seperti transportasi, industri, dan pembakaran bahan bakar fosil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber