Informasi Minim, Penetrasi Mobil Listrik di Indonesia Tertahan
Informasi Minim, Penetrasi Mobil Listrik di Indonesia Tertahan--Istimewa
Sebanyak 70 persen responden khawatir bahwa jarak tempuh kendaraan listrik di bawah 90 persen dari jarak tempuh sebenarnya yang dapat dicapai rata-rata kendaraan listrik di Indonesia.
Padahal, kenyataannya, kendaraan listrik modern memiliki jarak tempuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian mayoritas pengemudi di perkotaan.
Untuk mengatasi hambatan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan edukasi dan penyebaran informasi yang akurat mengenai mobil listrik kepada masyarakat.
Produsen dan pemerintah harus bekerja sama untuk menyelenggarakan kampanye edukasi yang menyeluruh, baik melalui media massa, seminar, maupun pameran otomotif.
BACA JUGA: Kominfo Berencana Melarang Rekening Bank Digital yang Digunakan untuk Perjudian Online
Informasi yang diberikan harus mencakup keuntungan ekonomis dari kepemilikan mobil listrik, seperti biaya perawatan yang lebih rendah dan efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam memberikan insentif yang dapat meringankan beban biaya awal pembelian mobil listrik.
Subsidi atau potongan pajak dapat menjadi stimulus yang efektif untuk meningkatkan adopsi mobil listrik. Selain itu, pengembangan infrastruktur pengisian daya yang luas dan mudah diakses juga sangat penting.
Ketersediaan stasiun pengisian daya yang memadai akan mengurangi kekhawatiran masyarakat tentang jarak tempuh dan kemudahan penggunaan kendaraan listrik.
BACA JUGA: Liburan Telah Tiba! Cek Kalender Libur Juni 2024 untuk Siswa SD, SMP dan SMA Seluruh Indonesia
Lebih jauh lagi, pemerintah perlu mendorong penelitian dan pengembangan teknologi baterai yang lebih efisien dan terjangkau.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, diharapkan biaya produksi baterai dapat ditekan sehingga harga mobil listrik menjadi lebih kompetitif di pasar.
Di sisi lain, produsen mobil listrik juga harus transparan dalam mengungkapkan sumber energi yang digunakan dalam rantai pasok mereka.
Konsumen kini semakin peduli dengan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, sehingga produsen yang menggunakan energi terbarukan dalam proses produksi akan mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber