Memanas, Begini Hubungan Mesir-Israel dalam Sejarah
Memanas, Begini Hubungan Mesir-Israel dalam Sejarah--ig.com/@kalamdakwahofficial
PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Hubungan antara Mesir dan Israel kembali tegang setelah insiden penembakan yang menewaskan seorang tentara Mesir di dekat perlintasan Rafah. Insiden ini memperparah ketegangan yang sudah ada sejak perang di Jalur Gaza dimulai.
Sejarah Hubungan Mesir-Israel
Mesir dan Israel telah melalui beberapa kali perang sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, yaitu pada tahun 1948, 1956, 1967, dan 1973.
Namun, pada tahun 1979, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel. Perjanjian ini menghasilkan "perdamaian dingin" yang ditandai dengan hubungan ekonomi, budaya, dan populer yang terbatas serta ketidakpercayaan yang mendalam.
BACA JUGA:Harga Mobil Listrik Bekas Terjun Bebas: Ini Alasannya!
Meskipun demikian, di bawah kepemimpinan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, kerjasama energi dan keamanan antara kedua negara telah meningkat.
Pada tahun 2020 Mesir mulai mengimpor gas dari Israel dan menjadi tuan rumah Forum Gas Mediterania Timur yang juga diikuti oleh Israel.
Kedua negara ini juga memberlakukan blokade terhadap Gaza sejak 2007, setelah Hamas mengambil alih wilayah tersebut.
Penyebab Ketegangan Terbaru
Ketegangan antara Mesir dan Israel meningkat karena kekhawatiran Mesir terhadap serangan militer Israel di Gaza yang dapat menyebabkan pengungsian massal warga Palestina ke Semenanjung Sinai di Mesir. Hal ini dikhawatirkan oleh Mesir, terutama karena beberapa politisi Israel menyarankan ide tersebut, meskipun ditentang keras oleh negara-negara Arab.
BACA JUGA:3 Direktur PTABS Diperiksa Kejati Sumsel Terkait Penyidikan Dugaan Korupsi Penambangan Batubara
Pejabat Mesir dan media yang berafiliasi dengan pemerintah semakin kritis terhadap kampanye militer Israel, yang dimulai sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.
Mesir secara khusus memperingatkan terhadap operasi militer besar di dekat perbatasan Rafah, di mana banyak warga Gaza berlindung dari kekerasan.
Pada awal Mei, saat Israel meningkatkan operasi di sekitar Rafah dan menguasai sisi Gaza dari perlintasan Rafah, pengiriman bantuan kemanusiaan terhenti. Israel dan Mesir saling menyalahkan, dengan Mesir menegaskan bahwa pengelolaan perlintasan oleh Palestina harus dikembalikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber