215 Warga Binaan di Lapas/Rutan Sumsel Mengikuti Program Sekolah Kejar Paket

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan di dalam penjara, 215 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Sumatera Selatan menemukan cahaya harapan melalui program pendidikan. 

Dalam sebuah langkah progresif, tujuh lembaga pemasyarakatan di wilayah tersebut telah meluncurkan program sekolah kejar paket, membuka pintu bagi mereka yang belum menyelesaikan pendidikan formal.

Kakanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumsel, Ilham Djaya, menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan semangat Pasal 28 UUD 1945 yang menegaskan hak pendidikan sebagai hak asasi yang melekat pada setiap manusia.

Melalui program ini, mereka diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan kualifikasi pendidikan, membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah setelah bebas.

BACA JUGA:Daftar Harga Jual Mobil Honda Baru 2024, Ini yang Paling Laris

Sekolah kejar paket menjadi jembatan emas bagi WBP untuk memperoleh ijazah yang diakui secara resmi, memperluas peluang mereka dalam mencari pekerjaan dan membangun karir.

Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tiga kali seminggu, materi pembelajaran yang disampaikan pun tidak jauh berbeda dengan yang diajarkan di sekolah formal.

Meskipun terbatas oleh dinding-dinding penjara, semangat untuk belajar dan tumbuh tidak terkekang. Pengajar yang datang langsung dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) serta kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menjadi pendorong utama kesuksesan program ini.

Tidak hanya itu, partisipasi yang tinggi dari WBP dalam program ini menunjukkan betapa mereka menghargai dan memahami pentingnya pendidikan dalam mengubah takdir mereka.

Dari Lapas Banyuasin hingga Lapas Narkotika Kelas IIB Banyuasin, serta LPKA Kelas I Palembang, 215 WBP telah mengambil langkah konkret menuju pemulihan dan persiapan untuk kembali ke masyarakat.

BACA JUGA:Tren Terbaru, Kijang Super Diperbarui untuk Kesenangan dan Kenyamanan Maksimal!

Keberhasilan mereka dalam menyelesaikan program ini tidak hanya menjadi kisah inspiratif di balik jeruji besi, tetapi juga menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk belajar dan tumbuh, tanpa memandang latar belakang atau keadaan sosial.

Dengan adanya program seperti ini, harapan akan masa depan yang lebih baik tidak hanya menjadi impian, tetapi menjadi kenyataan yang dapat dicapai oleh setiap individu, bahkan di tengah keterbatasan fisik dan lingkungan.(*)

Sumber: berbagai sumber