Mengenal Karakteristik Suku Kajang, Suku Terpencil di Sulawesi Selatan

Mengenal Karakteristik Suku Kajang, Suku Terpencil di Sulawesi Selatan

Suku Kajang Ammatoa ialah salah satu kelompok masyarakat yang masih memegang kokoh tradisinya di antara banyaknya suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.-Agustina Razak-instagram.com/@agstina.__

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Suku Kajang Ammatoa letaknya berada di Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang, Sulawesi Selatan. Desa ini kerap dikenal dengan nama Tana Toa yang memiliki arti tanah yang tertua di dunia. Dinamakan tanah tertua di dunia karena berdasarkan kepercayaan masyarakat adatnya.

Jika dilihat dari kondisi geografisnya, luas dari Desa Kajang Ammatoa ini sebesar 331,17 hektar dan mempunyai kondisi hutan yang tentunya sangatlah lebat. Ketika berada di Desa Kajang Ammatoa ini, kalian akan ditakjubkan dengan keasriannya. Hampir seluruh Dusun yang terletak di Desa ini dikelilingi hutan serta tidak ditemukannya jalan yang beraspal di kawasan ini.

Wilayah administrasi Desa Tana Toa merupakan kawasan adat masyarakat Kajang yang memiliki jarak sekitar 56 kilometer dari Kota Bulukumba. Suku Kajang Ammatoa ialah salah satu kelompok masyarakat yang masih memegang kokoh tradisinya di antara banyaknya suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berpakaian serba hitam baik atasan maupun bawahan, merupakan hal yang wajib dilakukan para wisatawan ketika mengunjungi Suku Kajang Ammatoa Sulsel ini. Berpakaian serba hitam tersebut merupakan identitas masyarakat Suku Ammatoa Kajang.

BACA JUGA:7 Kata yang Menghipnotis Pembeli

BACA JUGA:Wah! 5 Kecamatan Ini Tersepi di Kabupaten Musi Banyuasin

Atribut yang dikenakan oleh Suku Ammatoa Kajang ini memiliki spesifikasi dan tradisinya tersendiri, seperti celana maupun baju yang hampir menyentuh lutut, daster, sarung, ikat kepala yang dikenakan khususnya bagi kaum laki-laki, yang setiap atributnya berwarba hitam serta tidak mengenakan alas kaki.

Warna hitam yang biasa dikenakan oleh suku ini tentu saja memiliki maknanya tersendiri. Warna hitam memiliki makna kekuatan, kesamaan derajat terutama bagi setiap orang di hadapan Sang Pencipta.

Bahasa yang suku Kajang ini gunakan sehari-hari ialah bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-hari mereka.

Bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi Desa Kajang Ammatoa ini, tentu saja rasanya kurang lengkap jika kalian tidak mempelajari lebih dalam mengenai apa saja kearifan lokal yang terdapat di Desa tersebut.

BACA JUGA:Pembangunan Apartemen di Kota Palembang Banyak yang Mangkrak

BACA JUGA:Artis Mirriam Eka Melahirkan, Hamil Duluan

Para wisatawan juga harus mempelajari kearifan lokal masyarakat dengan melestarikan budaya serta adat istiadatnya yang telah mereka jaga ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

Pengalaman yang menarik dan sangat berkesan tentunya akan menjadi kenangan yang luar biasa bagi pengunjung, dengan suguhan wisata budaya di Desa Kajang Ammatoa ini.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesiakaya.com