Kesehatan Menakjubkan: Perjalanan Kesembuhan Sophie Marie Troester dari Migrain Langka di Dubai

Kesehatan Menakjubkan: Perjalanan Kesembuhan Sophie Marie Troester dari Migrain Langka di Dubai

Perjalanan Kesembuhan Sophie Marie Troester dari Migrain Langka di Dubai--GAmbar : freepik.com/pikisuperstar

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dubai - Kehidupan bisa berubah dalam sekejap mata. Seperti yang dialami Sophie Marie Troester (26), seorang perawat kapal pesiar asal Jerman, yang mengalami serangan migrain parah yang mirip gejala stroke saat berlayar di perairan Dubai.

Berkat kecepatan dan ketepatan diagnosis seorang ahli saraf di Dubai, nyawanya dapat diselamatkan dan kini Troester bisa pulang dalam kondisi yang jauh lebih baik.

Pada 24 Oktober, Troester, anggota kru kapal pesiar dari Yunani, tiba-tiba pingsan akibat serangan migrain parah yang menyerupai stroke. Gejalanya mengakibatkan kelumpuhan di sisi kanan tubuhnya.

Menderita migrain parah sejak usia muda, Troester tidak menyadari kejarangannya. Hanya pada serangan parah tertentu, yang terasa seperti stroke, intervensi medis darurat dilakukan di Rumah Sakit Medeor, Dubai, di mana seorang ahli saraf mampu dengan tepat mendiagnosis kondisi langka ini dan memberikan perawatan yang tepat.

BACA JUGA:Stroke Hantui Generasi Muda UEA, Faktor-faktor Pemicu dan Kiat Pencegahan yang Mendesak

Dalam pengalaman yang menggetarkan, Troester menceritakan, “Saat itu saya sedang membaca di kabin saya, tiba-tiba pandangan saya kabur.”

Troester sadar bahwa serangan migrain telah dimulai, mengingat serupa yang dialaminya lima tahun lalu di Jerman. "Pada 2016, saya mengalami hal yang serupa. Saya pergi ke rumah sakit, namun dokter saat itu tidak bisa mendiagnosis kondisi saya.

Mereka hanya menyebutnya sebagai migrain dengan aura. Setelah itu, saya sering merasakan sakit kepala ringan selama satu atau dua hari. Namun, intensitas seperti saat ini baru terjadi belakangan,” tambahnya.

Mencoba mengambil telepon dan menelepon temannya, “Namun, tiba-tiba otot saya melemah. Saya tak bisa memegang telepon dengan tangan kanan saya, telepon terus terjatuh. Saya berusaha keras, dan akhirnya, saya berhasil menelepon. Tetapi yang bisa saya ucapkan hanyalah satu kata - rumah sakit.”

BACA JUGA:Mengatasi Polusi Udara di Dalam Ruangan dengan 5 Tanaman Hias, Cek Nomor 3 Bikin Gemes!

Tim medis di kapal berusaha membantunya, namun gejalanya semakin parah, membuat sisi kanan tubuhnya lumpuh, sementara dia tak mampu berbicara.

Ketika sampai di Rumah Sakit Medeor, Dr. Anas Abdul Majeed, seorang konsultan ahli saraf, mengambil alih penanganan. Melalui serangkaian tes diagnostik, Dr. Majeed dapat mendiagnosis Troester menderita migrain hemiplegik yang sangat jarang.

Dr. Majeed menjelaskan, “Meskipun migrain terjadi pada sekitar 12% populasi, migrain hemiplegik hanya terjadi pada sekitar 0,01% populasi. Ciri khasnya adalah kelemahan pada satu sisi tubuh disertai serangan migrain.

Dimulai dengan gejala visual, diikuti oleh sensasi tak lazim, kelemahan otot, dan kesulitan berbicara. Setiap gejala berkembang dalam rentang waktu 20 hingga 30 menit, dan bisa berlangsung berjam-jam sebelum mereda.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: gulfnews.com