Cuaca Panas, Pedagang Tanaman Hias Menjerit Kekurangan Air

Cuaca Panas, Pedagang Tanaman Hias Menjerit Kekurangan Air

Cuaca panas sebabkan tanaman hias mudah layu dan mati, Senin (9/10/2023).-Ekky Saputra-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kemarau panjang yang dipengaruhi oleh El Nino membuat pedagang tanaman hias di pinggir Jalan Bypass Alang Alang Lebar Kota Palembang, mengalami penurunan omset hingga 50 persen.

Penurunan omset ini disebabkan oleh menurunnya kualitas tanaman akibat kurang penyiraman dan dipengaruhi oleh cuaca panas ekstrem di Kota Palembang, sehingga pembeli enggan membeli tanaman di musim kemarau karena khawatir tanaman yang dibeli akan mudah mati.

Menurut Parijan, dengan kondisi kemarau saat ini, tanaman menjadi kurang subur akibat kurang siram.

Selain itu, musim kemarau saat ini membuat kualitas tanaman menurun bahkan tak sedikit tanaman yang mati.

BACA JUGA:Di Tengah Kabut Asap, Polres Muba Bagikan Masker dan Vitamin untuk Jaga Kesehatan Personel


Parijan, pedagang tanaman hias menjerit kekurangan air untuk menyiram tanaman, Senin (9/10/2023).-Ekky Saputra-PALTV

Menurutnya di kondisi kemarau mengakibatkan tumbuhan kurang air, sehingga pembeli kurang tertarik dengan kembang yang kurang subur.

"Kondisi kemarau ini tanaman jadi kurang subur karena kurang disiram. Selain itu, kualitas tanaman menurun, banyak yang mati. Terkendala olah air, jadi pembeli kulang bergairah untuk membeli karena tanaman kurang subur," ungkap Parijan.

Dengan sepinya pembeli berdampak pada penurunan omset penjualan tanaman hias hingga 50 persen.

"Biasanya kalau musim hujan sehari bisa sampai 300. Di musim kemarau ini omset bisa turun 50 persen, kadang cuma dapat 100 hingga 150 per hari," ungkap Parijan.

BACA JUGA:Dukung Perpanjangan SK, DPRD Kota Prabumulih Bahas anggaran PHL Tahun 2024


Musim kemarau saat ini membuat kualitas tanaman menurun bahkan tak sedikit tanaman yang mati, Senin (9/10/2023).-Ekky Saputra-PALTV

Senada dengan Parijan, disampaikan oleh Wari, di musim kemarau saat ini dirinya terkendala air untuk menyiram tanaman, sehingga harus mengeluarkan biayah per tiga hari sebesar Rp200.000 untuk membeli air agar tanaman bisa disiram. Selain itu, omset penjualan juga menurun hingga 85 persen.

"Di musim kemarau air menjadi kendala, untuk menyiram tanaman harus beli air. Selain itu omset menurun hingga 85 persen," tutup Wari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv.co.id