Dulu Jadi Primadona, Kini Terpuruk: Fenomena Anjloknya Penjualan Mobil LCGC di Indonesia
 
                                    Seiring berjalannya waktu, pamor LCGC mulai menurun. Dari yang semula “laris manis”, kini penjualannya terus merosot.--youtube fuse box moto
BACA JUGA: Khusyuk! Jemaah Holiday Angkasa Wisata Nikmati Momen Ziarah Dalam di Sekitar Masjid Nabawi
Selain masalah harga dan fitur, beban pajak kendaraan yang dulunya rendah kini juga tidak lagi signifikan.

Dari sisi kenyamanan dan kelengkapan, mobil LCGC dinilai masih jauh tertinggal.--youtube fuse box moto
Keuntungan memiliki LCGC dari sisi pajak hampir setara dengan mobil biasa, sehingga daya tarik ekonominya semakin menurun.
Data industri memperlihatkan bahwa pada tahun 2024 penjualan LCGC turun 21,5%, dan pada 2025 kembali anjlok hingga 18%.
Pihak Daihatsu sempat menjelaskan bahwa turunnya permintaan disebabkan oleh daya beli masyarakat yang belum pulih dan meningkatnya risiko kredit kendaraan atau Non-Performing Loan (NPL).
Meski faktor ekonomi cukup berpengaruh, perubahan perilaku konsumen juga memainkan peran besar.
Generasi muda seperti milenial dan Gen Z kini cenderung lebih memilih mobil bekas yang harganya lebih bersahabat namun menawarkan fitur lebih baik.
BACA JUGA:Xpeng X9: MPV Listrik Mewah yang Bikin Lexus LM dan Alphard Terancam
BACA JUGA:Redmi Pad Pro vs Realme Pad 2: Bodi Metal Lebih Kuat atau Plastik Lebih Ringan?
Data dari CNBC Indonesia menunjukkan bahwa penjualan mobil bekas naik sekitar 26%, bahkan pada kuartal pertama tahun ini mencapai 1,8 juta unit.
Jauh melampaui penjualan mobil baru yang belum pernah menembus angka 1 juta unit per tahun. Dengan harga Rp100–150 juta, konsumen dapat membeli mobil bekas dengan spesifikasi lebih tinggi dibandingkan LCGC baru.
Faktor lain yang memperburuk kondisi pasar LCGC adalah menurunnya permintaan dari segmen taksi online.
Pada masa lalu, kendaraan jenis ini menjadi favorit para pengemudi ride-hailing karena biaya operasional rendah dan efisiensi bahan bakar tinggi.
Namun kini, pendapatan pengemudi semakin tertekan akibat potongan aplikator yang tinggi dan menurunnya jumlah penumpang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: berbagai sumber
 
                        
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                

 
                                     
                                     
                                    