Dulu Jadi Primadona, Kini Terpuruk: Fenomena Anjloknya Penjualan Mobil LCGC di Indonesia
 
                                    Seiring berjalannya waktu, pamor LCGC mulai menurun. Dari yang semula “laris manis”, kini penjualannya terus merosot.--youtube fuse box moto
BACA JUGA:Redmi Pad Pro: Tablet Santai Mata, Eye Care Mode Bikin Layar Gak Bikin Sakit!
BACA JUGA:Redmi Pad Pro vs Xiaomi Pad 6: Mana yang Lebih Efisien untuk Desain Grafis?
Hanya segelintir orang yang mampu memilikinya karena harga kendaraan roda empat jauh di atas kemampuan ekonomi rata-rata masyarakat Indonesia.
Kala itu, kepemilikan mobil sering kali menjadi simbol status sosial. Tak jarang, seseorang yang baru membeli mobil menjadi bahan pembicaraan di lingkungan tempat tinggalnya selama berminggu-minggu.
Fenomena ini menunjukkan bahwa memiliki mobil bukan sekadar kebutuhan, melainkan juga prestise di mata masyarakat.
Namun, status eksklusif mobil perlahan memudar ketika pemerintah memperkenalkan kebijakan PPnBM 0% pada tahun 2013.
BACA JUGA:Hingga Triwulan III, LRT Sumsel Angkut 3,3 Juta Penumpang
BACA JUGA:Snapdragon Lawan Unisoc: Tablet Mana yang Lebih Cepat? Redmi Pad Pro atau Teclast T50?
Aturan ini diberlakukan untuk kendaraan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti kapasitas mesin maksimal 1.200 cc, efisiensi bahan bakar minimal 20 km/liter, serta penggunaan komponen lokal hingga 80%.
Harga jualnya pun dibatasi maksimal Rp95 juta on the road Jakarta. Insentif ini memicu lahirnya program Low Cost Green Car (LCGC), atau mobil ramah lingkungan berbiaya rendah.

Kenaikan harga tersebut membuat konsumen mempertanyakan relevansi label “LCGC”.--youtube fuse box moto
Sejumlah produsen besar segera merespons dengan menghadirkan model seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Calya, Sigra, Honda Brio Satya, hingga Suzuki Karimun Wagon R.
Kehadiran mobil-mobil ini disambut hangat oleh masyarakat karena memberikan kesempatan memiliki mobil dengan harga yang terjangkau.
Pada masa itu, ekonomi Indonesia sedang tumbuh pesat, dan LCGC menjadi pilihan utama bagi konsumen yang ingin memiliki mobil pertama. Tak heran, mobil jenis ini sempat menjadi tulang punggung penjualan berbagai pabrikan otomotif di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: berbagai sumber
 
                        
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                

 
                                     
                                     
                                    