Proses sumbat hidung Suku Apatani dimulai sejak usia anak-anak. Pada usia sekitar lima hingga enam tahun, anak perempuan akan mulai menjalani proses ini.
Tradisi Unik Suku Apatani di India : Sumbat Hidung Sebagai Larangan Wanita Tampil Cantik--instagram.com/@zonafaktaindo
sumbatan hidung pertama yang digunakan adalah berbentuk silinder dan cukup besar. Kemudian, secara berkala, sumbatan hidung tersebut akan diganti dengan yang lebih besar hingga mencapai ukuran maksimum yang dapat diakomodasi hidung seseorang.
Mereka menyebut Sumbatan hidung itu dengan sebutan Tippei, yang terdiri dari tinta hidan yang dicampur dengan lemak babi dan serbuk arang.
Meskipun bisa terdengar menakutkan, anggota Suku Apatani menganggapnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kecantikan mereka.
BACA JUGA:Peringatan Ketika Suhu Mobil Meningkat, Jangan Panik! Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Makna Budaya:
Tradisi sumbat hidung Suku Apatani memiliki makna yang dalam dalam budaya mereka. Tusuk hidung yang besar dianggap sebagai simbol kecantikan dan kedewasaan bagi perempuan Apatani.
Selain itu, ini juga menjadi tanda identitas budaya yang kuat bagi mereka. Suku Apatani sangat bangga dengan warisan mereka dan berusaha mempertahankan tradisi ini di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.
Tantangan dan Kritik:
BACA JUGA:
Meskipun tradisi ini memiliki makna budaya yang dalam, ada juga kritik dan kontroversi yang muncul. Beberapa kritikus menganggapnya sebagai bentuk penyiksaan fisik pada anak-anak yang terlalu muda untuk memberikan persetujuan.
Sementara Suku Apatani berpendapat bahwa proses ini merupakan bagian penting dari budaya mereka, munculnya kritik memicu diskusi yang lebih luas tentang hak anak dan perlindungan anak di India.
Tradisi sumbat hidung Suku Apatani adalah salah satu contoh yang menarik dari keanekaragaman budaya di seluruh dunia.
Meskipun terlihat aneh bagi sebagian orang, tradisi ini mengungkapkan seberapa dalam hubungan antara budaya dan identitas dapat menjadi.