PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan bahwa kawasan ASEAN telah menjadi fokus utama dalam perdagangan produk crossborder global.
Hal ini disebabkan oleh potensi luar biasa dari kawasan ASEAN ini, yang mencakup populasi sekitar 679 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang kuat mencapai 5,6 persen.
MenKopUKM Teten menekankan bahwa ASEAN telah menjadi incaran dunia karena memiliki nilai produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 3,62 triliun dolar AS.
Selain itu, kontribusi ekspor ASEAN terhadap perdagangan dunia mencapai 8,39 persen dengan nilai ekspor sebesar 2,05 triliun dolar AS.
BACA JUGA:Kementerian LHK Menawarkan 2.788 Formasi PPPK untuk Lulusan SMK: Informasi CPNS dengan 6 Jurusan Ini
Namun, Menteri Teten juga memperingatkan tentang pentingnya melindungi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari perdagangan ilegal lintas batas negara. Ia menyoroti bahaya predatory pricing yang dapat merugikan UMKM akibat perdagangan ilegal.
Dalam acara Business Collective Action Coalition Conference: Strengthening Business Integrity: Creating a Sustainable Economic Community in the ASEAN Indo-Pacific Region yang diadakan oleh Koalisi Anti Korupsi Indonesia (KAKI) di Jakarta pada tanggal 27 September lalu.
Menteri Teten juga mengumumkan rencananya untuk mendukung UMKM di ASEAN. Salah satu inisiatif utama adalah pembentukan Lembaga Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ASEAN (AMSEF) yang akan memberikan bantuan keuangan dan pemberdayaan bagi UMKM di kawasan ini.
Selain itu, Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah penting seperti dialog kebijakan tentang ekonomi sirkular di kalangan UMKM ASEAN dan KTT Bisnis Inklusif Keenam. Kedua inisiatif tersebut bertujuan untuk memperkuat Komunitas Ekonomi ASEAN yang kuat, inklusif, dan terintegrasi secara global.
BACA JUGA:MenKopUKM Apresiasi Dukungan Asosiasi Kawal Proses Importasi yang Rugikan UMKM
Menteri Teten juga menekankan pentingnya mendukung produk lokal dan regional dalam komunitas ASEAN.
Menteri Teten berpendapat bahwa Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan menjadi pusat produksi dan industrialisasi global yang berfokus pada keunggulan domestik.
Untuk mencapai hal ini, UMKM harus terlibat dalam proses hilirisasi sumber daya alam melalui transfer teknologi, pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, serta upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Menteri Teten juga mengungkapkan rencananya untuk menerapkan model factory sharing, seperti yang telah diterapkan oleh KemenKopUKM di beberapa wilayah di Indonesia, di seluruh kawasan ASEAN.