Perusahaan yang menerbitkan saham syariah harus menjalankan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah.
Ini berarti perusahaan tersebut harus bebas dari perdagangan yang dilarang dalam Islam, seperti jasa keuangan ribawi, jual-beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), produksi atau distribusi barang haram, serta transaksi suap.
b. Rasio Keuangan
Selain itu, rasio keuangan perusahaan juga menjadi pertimbangan. Perusahaan yang menerbitkan saham syariah harus memiliki utang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak lebih dari 45%, dan pendapatan non-halal dibandingkan total pendapatan tidak lebih dari 10%.
BACA JUGA:Studi Menyarankan Lorazepam Dapat Meningkatkan Kemungkinan Perkembangan Kanker Pankreas dan Kematian
2. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah adalah wadah investasi yang dikelola oleh manajer investasi dan berinvestasi dalam portofolio saham dan instrumen keuangan lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Reksa dana ini memberikan kesempatan kepada investor untuk berinvestasi dalam saham-saham syariah tanpa harus membeli saham individual.
3. Sukuk (Obligasi Syariah)
Sukuk, atau dikenal juga sebagai obligasi syariah, adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh entitas atau pemerintah. Sukuk berbeda dengan obligasi konvensional karena tidak mengandung bunga (riba), yang diharamkan dalam Islam. Sebaliknya, pemegang sukuk mendapatkan pendapatan berdasarkan bagi hasil atau keuntungan dari proyek atau aset yang didukung oleh sukuk tersebut.
BACA JUGA:Buruan Isi Rekening BCA Kamu. Per 1 November BCA Akan Menutup Rekening dengan Saldo Nol Rupiah
Penting untuk dicatat bahwa produk-produk investasi di pasar modal syariah telah disetujui sesuai dengan ketentuan dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Oleh karena itu, masalah halal atau haramnya investasi ini tidak perlu dipermasalahkan lagi oleh para investor yang ingin berpartisipasi di pasar modal syariah.
Untuk memudahkan para investor, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara berkala mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi kumpulan efek yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
DES ini menjadi panduan bagi investor yang ingin berinvestasi dalam portofolio efek syariah serta panduan bagi pengelola reksa dana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya.