Mereka hidup dalam keegoisan dan tidak peduli pada sesama. Mobil mewah, rumah megah dengan kolam renang pribadi, namun tidak ada keterhubungan antara tetangga.
BACA JUGA:Asma pada Anak Apakah Bisa Disembuhkan Sepenuhnya?
BACA JUGA:Keunggulan dan Kerugian Hidup di Apartemen: Memahami Aspek-aspeknya Sebelum Memilih
Kisah Inspiratif Emas dan Tanah.-Peggy_Marco-Pixabay
Namun, ada juga orang-orang seperti tanah yang biasa-biasa saja dalam masyarakat. Mereka hidup dengan sederhana namun murah hati, selalu siap membantu siapa pun, kapan pun, di mana pun, tanpa mengharapkan bayaran atau balasan atas kebaikan yang mereka lakukan.
Balasan mereka hanya datang dari Tuhan, sehingga mereka tidak mengharapkan balas jasa dari manusia. Dalam kehidupan yang fana ini, nilai bukanlah terletak pada seberapa besar diri kita, tetapi pada seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada orang lain.
Hidup hanya untuk hidup saja adalah sia-sia. Kita hanya menjadi berarti ketika keberadaan kita menjadi berkah bagi banyak orang.
Seperti tanah yang terlihat kotor dan tidak menarik, namun di dalamnya hidup organisme dan di atasnya tumbuh berbagai jenis tumbuhan yang memberikan ruang bagi manusia dan hewan untuk hidup.
BACA JUGA:Jungkook BTS dan Artis Han So Hee Menjadi ‘Basah’ Dalam Videoklip lagu ‘Seven’
BACA JUGA:Viral! Pria Berani Angkat Tandon Raksasa di Atas Air dan Melewati Jembatan Kayu Sempit
Begitu juga dengan hidup kita, kesuksesan tidak berguna jika tidak memberikan manfaat bagi keluarga dan orang lain.
Kekayaan tidak berarti jika tidak berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Kecerdasan tidak bermakna jika tidak memberikan inspirasi kepada orang di sekitar kita.
Penampilan yang menawan tidak ada artinya jika hanya digunakan untuk pamer semata, karena hidup adalah proses yang lebih dalam.
Ada saatnya kita memberi, dan ada saatnya kita menerima. Jika kita memiliki kesempatan untuk memberi, lakukanlah, karena memberi jauh lebih mulia daripada menerima.(*)