OKU, PALTV.CO.ID - Martambang, Kepala Desa Mendingin Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU, mengeluhkan seringnya listrik padam di wilayah Ulu Ogan dan sekitarnya.
Menurut Martambang, sering padamnya listrik tersebut sangat mengganggu aktifitas masyarakat sekitar dalam melakukan kegiatan, terutama dalam bidang Pemerintahan Desa.
Hal itu dikatakan Martambang sekaligus menjadi usulannya saat mengikuti kegiatan Musrenbang Kecamatan Ulu Ogan yang dihadiri PJ bupati OKU H Teddy Meilwansyah bersama ketua TP PKK OKU Hj Zwesti Karenia, serta unsur forkopimda di Auala Kantor Camat Ulu Ogan.
"Kejadian padamnya listrik ini bukan hanya sesekali saja, namun sering. Dan parahnya jika sudah mati itu bisa sampai berhari-hari," ujar Martambang dibincangi portal ini.
BACA JUGA:PJ Bupati OKU Teddy Inginkan Pembangunan di OKU Berdasarkan Usulan Masyarakat
BACA JUGA:Agrowisata dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Rakyat
Dikatakan Martambang, dalam seminggu jika ditotal hanya ada 24 jam listrik menyala. Sementara sisanya padam meskipun tak ada gangguan alam.
Dampaknya, kata Martambang, pekerjaan desa yang menggunakan aplikasi semuanya terganggu. Padahal saat ini pekerjaan sudah banyak yang menggunakan aplikasi.
"Inikan bisa mengganggu kerja kita. Tadi sudah saya sampaikan kepada PJ Bupati OKU terkait hal ini. Kita mohon agar adanya perbaikan secara serius agar listrik di wilayah Kecamatan Ulu Ogan ini tidak lagi sering padam," bebernya.
Selain itu, masih kata Kades Mendingin ini, pihaknya juga mengeluhkan lemahnya jaringan internet di wilayah Kecamatan Ulu Ogan. Hanya di tempat tertentu saja jaringan bisa didapat untuk mengirimkan file dan untuk komunikasi kepada Pemerintah Kecamatan atau Kabupaten.
BACA JUGA:8 Tahun Aldo Hidup Tanpa Anus, PJ Bupati OKU Bantu Biaya Operasi
BACA JUGA:PJ Bupati OKU Teddy Meilwansyah Buka Musrenbang Kecamatan Tahun 2023
"Ini juga yang menjadi usulan kita dalam Musrenbang tahun 2023 ini. Kita minta bantu untuk akses internet juga disediakan di wilayah kita agar kinerja kita bisa maksimal," lanjutnya.
Sementara ini, untuk mengantisipasi aliran listrik yang sering padam, dirinya terpaksa menyediakan genset cadangan. Dengan demikian, kata dia, hal itu akan menambah biaya bagi warga desa.
"Listrik masih harus bayar dan bayarannya tetap sama pada hal lebih sering padam. Belum lagi kita juga masih harus membeli bahan bakar minyak untuk genset," keluh Martambang.