Masalah lainnya terletak pada persepsi masyarakat terhadap kata “premium”. Di Indonesia, premium kerap diasosiasikan dengan desain yang elegan dan mewah.
bahkan di atas varian terendah Honda PCX — ADV 160 justru kerap dianggap kurang premium--youtube@autonetmagz
Sayangnya, karakter adventure pada ADV 160 membuat tampilannya lebih gagah daripada elegan. Akibatnya, aura kemewahan yang biasa menjadi daya tarik motor matic kelas atas tidak terlalu terpancar dari model ini.
Mesin Sama, Cita Rasa Berbeda
Meski memiliki tampilan adventure, secara teknis Honda ADV 160 masih menggunakan mesin yang sama dengan Honda PCX dan Vario 160.
BACA JUGA:Uji Benchmark Galaxy Tab A11: Tangguh untuk Kelas Harga Rp2 Jutaan?
Hal ini membuat performanya tidak jauh berbeda dari motor matic harian. Padahal, motor dengan label “adventure” biasanya memiliki torsi lebih besar untuk menghadapi berbagai medan.
“ADV hanya unggul di tampilan dan suspensi belakang Showa, tapi dari sisi tenaga masih sama saja dengan motor jalan raya biasa,” ujar seorang pengguna ADV yang diwawancarai di Palembang.
Motor ini juga dibekali ban dual purpose yang secara teori bisa digunakan di dua medan — aspal dan tanah ringan. Namun, pada kenyataannya, ban tersebut justru membuat kenyamanan di jalan aspal berkurang.
Dengan demikian, ADV 160 sulit disebut sebagai motor adventure sejati, karena performanya lebih cocok untuk penggunaan harian di perkotaan ketimbang perjalanan ekstrem.
Penjualan Tak Setinggi Ekspektasi
BACA JUGA:Koneksi Gak Pernah Putus! Galaxy Tab A11 Hadir dengan Bluetooth 5.3 Terbaru!
BACA JUGA:Samsung Galaxy Tab A11 Sudah Mendukung Widevine L1 Untuk Netflix HD
Dari sisi pasar, ADV 160 belum mampu menyaingi kesuksesan PCX. Data penjualan menunjukkan bahwa Honda ADV hanya mampu terjual sekitar 3.000–5.000 unit per bulan, jauh di bawah PCX yang bisa mencapai 10.000–15.000 unit setiap bulannya.
Angka ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia masih lebih tertarik pada motor dengan tampilan elegan ketimbang tampilan tangguh.