Ambil contoh DeepSeek. Model ini sempat menarik perhatian hampir dalam semalam dengan menghadirkan model gratis yang kuat, mampu menyaingi ChatGPT dari OpenAI dan Gemini dari Google.
Namun sejak itu, kabarnya meredup dan euforia pun hilang.
Baru sehari lalu, sebuah laporan mengungkapkan bahwa banyak organisasi yang mencoba mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja mereka tidak terlalu berhasil memberikan dampak nyata.
“Hampir di mana pun kami pergi, perusahaan berusaha membangun alat mereka sendiri,” kata Aditya Challapally, penulis utama laporan tersebut.
BACA JUGA:Bocah Disabilitas yang Hilang Dua Hari Akhirnya Ditemukan Selamat di OPI Jakabaring
BACA JUGA:Diduga Lakukan Pungli, Kepsek SMKN 4 Palembang Terancam Sanksi Berat
Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, kini mengakui bahwa industri sedang berada dalam semacam gelembung, meski ia memberi catatan antara jangka pendek dan jangka panjang.
Menurut laporan The Verge, Altman berkata, “Ketika gelembung terjadi, orang-orang pintar jadi terlalu bersemangat pada satu inti kebenaran.
Bisakah dikatakan bahwa para investor kini sedang terbawa arus hype AI secara berlebihan? Menurut saya iya. Apakah AI hal paling penting yang terjadi dalam waktu sangat lama? Menurut saya juga iya.”
Atau Hanya Sekadar Restrukturisasi di Meta?
Meski ada tanda-tanda kereta AI melambat, apa yang terjadi di Meta AI bisa jadi sesuatu yang berbeda — hanya restrukturisasi biasa.
BACA JUGA:Bocah Disabilitas yang Hilang Dua Hari Akhirnya Ditemukan Selamat di OPI Jakabaring
BACA JUGA:Kredit Korporasi Tumbuh Positif, BRI Dukung Ekspansi Sektor Produktif
Perubahan tersebut kemungkinan semata demi efisiensi, dengan empat kelompok AI yang dibentuk untuk menghindari duplikasi kerja serta mempermudah pengawasan tanggung jawab.
Dan jika PHK benar terjadi, kemungkinan besar lebih karena memangkas peran yang tumpang tindih, bukan berarti mundur dari AI sepenuhnya.