Di luar penelitian ini, thermal meta-emitter dapat menjadi bagian dari banyak benda yang kita gunakan setiap hari. Integrasi ke dalam tekstil dan kain dapat meningkatkan teknologi pendinginan pada pakaian dan perlengkapan luar ruang.
Melapisi mobil dengan material ini, atau memasukkannya ke bagian interior, bisa membantu mengurangi panas yang menumpuk saat kendaraan diparkir di bawah sinar matahari.
Selama ini, proses perancangan material semacam ini sangat rumit dan memakan waktu, sehingga menghambat adopsi secara luas. Metode otomatis lain pun masih kesulitan menangani struktur hierarkis tiga dimensi yang kompleks dari meta-emitter, sehingga hasilnya terbatas pada geometri sederhana seperti lapisan tipis atau pola datar, yang performanya masih kurang optimal.
“Secara tradisional, merancang material semacam ini berjalan lambat dan penuh tenaga karena mengandalkan metode coba-coba,” ujar Zheng. “Pendekatan itu sering kali menghasilkan desain yang kurang optimal dan membatasi kemampuan untuk menciptakan material dengan sifat yang benar-benar efektif.”
Para peneliti berencana terus menyempurnakan teknologi ini dan menerapkannya dalam bidang nanofotonik—interaksi antara cahaya dan materi pada skala terkecil.
“Pembelajaran mesin memang bukan solusi untuk segalanya, tapi kebutuhan spektral unik dalam manajemen termal membuatnya sangat cocok untuk merancang thermal emitter berkinerja tinggi,” kata Kan Yao, rekan penulis studi ini sekaligus peneliti di kelompok riset Zheng.