Meski QRIS membawa dampak positif yang luas, sistem ini tak luput dari kritik.
Namun, banyak pakar ekonomi menilai keputusan Indonesia untuk mengadopsi QRIS secara nasional merupakan langkah yang sah dan strategis.
Dengan biaya transaksi yang jauh lebih rendah dibandingkan sistem internasional, QRIS memberikan keuntungan besar terutama bagi pelaku UMKM.
Lagi pula, sebagian besar transaksi tersebut melibatkan pelaku usaha dan konsumen lokal, sehingga tidak relevan bila pihak asing yang merasa dirugikan.
BACA JUGA:Memastikan retret berjalan lancar, Gubernur Herman Deru tinjau langsung ke bumi Perkemahan.
BACA JUGA:Terbukti Jual Narkotika Amin Fauzi Divonis Majelis Hakim 6,5 Tahun Penjara
Meski begitu, QRIS bukan tanpa celah. Penipuan menggunakan kode QR palsu kerap terjadi.
Pelaku kerap mengganti kode QR di tempat-tempat umum dengan kode milik mereka sendiri.
Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu mengecek ulang data yang muncul di layar ponsel sebelum menyelesaikan transaksi, memastikan kesesuaian nama penerima dengan identitas penjual.
Menuju Masa Depan Pembayaran Digital yang Aman dan Inklusif
QRIS adalah simbol dari kemajuan sistem pembayaran digital Indonesia yang inklusif, efisien, dan praktis.
BACA JUGA:Kejari Banyuasin Pulihkan Keuangan Negara Rp2,5 Miliar Lebih dari Temuan BPK
BACA JUGA:Jeli dan Ikuti Kebutuhan Pasar Antar Kesuksesan UMKM Kuliner Binaan BRI Ekspansi Pasar Internasional
Ke depan, dengan edukasi yang tepat dan pengawasan yang ketat, QRIS berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi digital nasional yang mampu bersaing di tengah derasnya arus globalisasi teknologi finansial.
Meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam hal perlindungan konsumen dan penguatan sistem keamanan.
Langkah Indonesia melalui QRIS adalah contoh nyata bahwa inovasi bisa dimulai dari kebutuhan lokal untuk solusi global.