Bagian buritan tampil memikat dengan lampu belakang LED tipis. Lampu rem terletak di tengah, tampilannya modern sekaligus klasik.
Saat dikendarai, Django yang panjang dan ceper ini ternyata tetap terasa ringan dikemudikan.
BACA JUGA:Ford Ranger Raptor 2025: Pikap Bertenaga V6 3.0 Liter Twin-Turbo dengan 392 Tenaga Kuda
Distribusi bobot yang seimbang—karena tangki bahan bakar berada di bawah dek kaki—membuat motor lincah. Bobot total sekitar 130 kg, tidak berbeda jauh dari Vespa.
Namun, sudut putar stangnya terbatas, sehingga agak kurang luwes saat dipakai menyalip di kemacetan.
Suspensi belakang menggunakan single shock yang empuk dan nyaman, bahkan dengan jarak main hanya sekitar 8 cm.
Sebaliknya, suspensi depan terasa padat dan mudah “mentok” saat melewati lubang besar. Untuk jalanan mulus, keduanya masih memberi kenyamanan berkendara yang baik.
BACA JUGA:Kue Naam, Kenangan Kecil dari Dapur Nenek di Palembang
BACA JUGA:9 Cara Bandingkan HP 1 Jutaan Buatan China vs Lokal: Mana Lebih Unggul?
Posisi duduk menjadi salah satu nilai plus Django. Jok lebar, panjang, dan ergonomis menopang pinggang dengan pas.
Dek kaki memang agak tinggi karena ruang tangki, tetapi bagi pengendara dengan tinggi badan sekitar 170 cm, posisi duduk tetap nyaman. Boncenger juga dimanjakan jok luas dan pegangan yang kokoh.
Performa mesinnya sederhana. Kapasitas 150 cc, SOHC dua katup tanpa radiator, mirip karakter Vespa Primavera. Akselerasinya tergolong santai di putaran bawah, tetapi responsif di rentang 30–60 km/jam.
puncaknya sekitar 110 km/jam. Karakter mesinnya halus untuk cruising harian. Konsumsi BBM juga cukup irit dan sebanding Vespa sekelasnya.
BACA JUGA:263 Mahasiswa Unbara Dilepas KKN ke Pedesaan
BACA JUGA:Mazda Siap Luncurkan Dua SUV Terbaru di GIIAS 2025, Targetkan 800 Pemesanan