Selain itu, titik grounding (massa) pada beberapa bagian Ertiga generasi awal juga kerap ditemukan longgar atau tidak optimal seiring waktu.
Hal ini bisa memicu fluktuasi arus dan tegangan, yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan korsleting ringan hingga serius.
Masalah kelistrikan tidak hanya terbatas pada bawaan pabrik. Penggunaan aksesori non-standar seperti lampu aftermarket juga dapat memperburuk keadaan.
BACA JUGA:Samsung Galaxy 2025, Pilihan Utama Influencer Fashion dan Travel
BACA JUGA:Siap-siap! 92 Ribu Pelanggan Palembang Terdampak Pemadaman Air
Kendati belum ada bukti kuat bahwa semua kasus kebakaran Ertiga disebabkan lampu modifikasi, beberapa video menunjukkan adanya kebakaran yang berasal dari fog lamp.
Menariknya, lampu tersebut tampak seperti halogen biasa.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa itu bukanlah lampu orisinal, melainkan pengganti KW yang tidak sesuai spesifikasi.
Lampu aftermarket yang kualitasnya rendah bisa memiliki watt tidak sesuai label, sehingga kabel mengalami overheat lalu terbakar.
Beberapa teknisi menyimpulkan bahwa kombinasi antara kabel bawaan yang tipis dan lampu modifikasi berkualitas rendah bisa menjadi penyebab utama.
BACA JUGA:5 Smartphone Unggulan yang Paling Dinantikan di Paruh Kedua 2025
BACA JUGA:HP 1 Jutaan dengan Layar HD+ di 2025: Murah Tapi Tetap Nyaman untuk Mata
Namun, ini tetap perlu investigasi lebih lanjut.
Di luar masalah kelistrikan, kasus kebakaran juga bisa terjadi karena faktor mekanis lain.
Contohnya kasus di Kalimantan, di mana Ertiga terbakar saat sedang terparkir. Dugaan kuat mengarah pada sistem bahan bakar.
Bila selang bensin tidak terpasang dengan baik setelah servis atau sambungannya longgar, tekanan dari mesin panas bisa menyebabkan bensin menyembur ke komponen mesin.