Namun, data Spotify tidak privat karena hampir siapa pun dengan alamat email bisa menjadi pengguna.
Jadi, secara praktik, perusahaan tidak bisa mengendalikan siapa saja yang bisa mengakses datanya.
Contoh yang lebih kompleks dari keamanan tanpa privasi adalah media sosial.
Saat Anda mendaftar ke platform media sosial, Anda menyetujui end-user license agreement (EULA) yang memberi wewenang pada platform untuk berbagi data Anda dengan mitra dan afiliasinya.
Privasi merujuk pada kondisi di mana aktivitas Anda tidak dapat disaksikan oleh orang lain--pixabay.com
Data Anda yang disimpan oleh "pihak yang diotorisasi" pada server yang dikontrol oleh platform dan afiliasinya bisa dianggap aman.
Selama semua pihak ini berhasil mempertahankan data Anda dari pencurian oleh pihak yang tidak berwenang.
BACA JUGA:Mitsubishi DST Meluncur Tahun Ini, Sasar Pasar Asia Tenggara
BACA JUGA:Redmi A5 dan Redmi Pad SE 8.7: Pilihan Cerdas di Kelas Sejutaan
Dengan kata lain, jika semua pihak yang diizinkan untuk memiliki data Anda mengenkripsinya dalam perjalanan maupun saat tersimpan.
Serta memisahkan jaringan mereka dengan baik, maka data Anda aman—tidak peduli berapa banyak pihak yang menerimanya.
Dalam praktik, makin banyak pihak yang memiliki data Anda, makin besar kemungkinan salah satu dari mereka mengalami pelanggaran.
Namun secara teori, mereka semua bisa menjaga data Anda tetap aman.
Di sisi lain, data yang Anda serahkan ke jejaring sosial tidaklah privat karena Anda tidak dapat mengontrol siapa yang menggunakan data tersebut dan bagaimana mereka menggunakannya.
BACA JUGA:Redmi A5 dan Redmi Pad SE 8.7: Pilihan Cerdas di Kelas Sejutaan
BACA JUGA:Kebakaran Hebat Mobil Crane di Pelindo Regional 2 Palembang