Ia juga menegaskan bahwa tindakan tersebut murni tindakan personal dan tidak mencerminkan budaya pendidikan di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang maupun di Fakultas Kedokteran Unsri.
Kasus dr YS ini menambah daftar panjang persoalan kekerasan dalam dunia pendidikan kedokteran di Indonesia, sekaligus menjadi momentum evaluasi sistem pengajaran yang masih menyisakan ruang untuk perundungan berkedok pendidikan.