Selain itu, Tesla juga mencatat bahwa produksi Model Y sempat dihentikan sementara pada bulan Januari, yang bisa jadi turut berkontribusi pada penurunan angka penjualan.
Meskipun begitu, banyak pihak yang melihat penurunan ini sebagai indikasi bahwa masalah yang dihadapi Tesla lebih terkait dengan persoalan internal, terutama terkait dengan kepemimpinan Musk, daripada faktor eksternal seperti persaingan atau masalah produksi.
Randi Weingarten, Presiden American Federation of Teachers, juga menyuarakan keprihatinannya terhadap penurunan penjualan Tesla.
Dalam surat yang ditujukan kepada berbagai dana pensiun publik, Weingarten memperingatkan bahwa angka penjualan Tesla yang buruk harus menjadi pertimbangan bagi pengelola dana pensiun untuk meninjau kembali investasi mereka di perusahaan tersebut.
BACA JUGA:7 Lubang bersarang di Tubuh Seorang Penjaga Parkir Darma Agung Club 41 Palembang
BACA JUGA:Inovasi Baru China, Mobil Listrik Dapat Menjual Daya ke Jaringan Listrik
Ia juga menyebutkan bahwa penurunan penjualan ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakhadiran Musk dalam memimpin Tesla karena lebih banyak terlibat dalam kegiatan politik.
Keputusan ini semakin diperparah oleh pengumuman dari Kantor Pengawas Keuangan Kota New York yang berencana menggugat Tesla atas nama sistem pensiun kota.
Sistem pensiun tersebut dilaporkan mengalami kerugian lebih dari $300 juta dalam tiga bulan terakhir akibat anjloknya harga saham Tesla.
Brad Lander, pengawas keuangan Kota New York, menyatakan bahwa perhatian Musk yang terpecah antara bisnis dan politik telah menyebabkan kerugian besar bagi para investor dan karyawan yang bergantung pada saham Tesla.
BACA JUGA:Mengejutkan! Vivo X200 Ultra Buktikan Keunggulan Stabilisasi Video Dibanding iPhone 16 Pro Max
BACA JUGA:Solusi Bosan Vespa, Royal Alloy Luncurkan Skutik Retro Dengan harga Terjangkau
Kondisi ini menggambarkan bagaimana kepemimpinan Musk yang semakin kontroversial berdampak langsung pada kinerja Tesla.
Meskipun Tesla masih menjadi salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, masa depan perusahaan kini terancam, terlebih dengan menurunnya kepercayaan investor dan konsumen terhadap visi Musk.
Penurunan penjualan ini mungkin hanya merupakan gejala awal dari masalah yang lebih besar, yang dapat mempengaruhi posisi Tesla di pasar dalam jangka panjang.
Tesla menghadapi pilihan sulit: apakah mereka akan terus mempertahankan Elon Musk sebagai CEO dan berisiko semakin kehilangan kepercayaan publik, atau apakah sudah waktunya untuk mengambil langkah drastis guna mengembalikan stabilitas dan fokus pada inovasi serta pengembangan produk.