BACA JUGA:Ini Rahasianya Mengapa Orang Cina, Korea dan Jepang Tetap Sehat Meski Makan Mie Sepuasnya
3. Persaingan kolonial
Selama abad ke-19,kekuatan kolonial Eropa semakin memperluas pengaruh mereka di Timur Tengah. Kerajaan Utsmanniyah terpaksa berhadapan dengan ambisi ambisi kolonial dari negara negara seperti Inggris dan Prancis, yang menghancurkan kekuasaan dan otoritas Utsmanniyah secara bertahap.
4. Nasionalisme etnis dan agama
Di dalam wilayah Utsmanniyah, muncul gerakan nasionalisme etnis dan agama yang menginginkan kemerdekaan dan otonomi untuk kelompok kelompok etnis dan agama tertentu. Hal ini mengakibatkan konflik internal dan ketegangan yang semakin melemahkan kerajaan Utsmanniyah.
BACA JUGA:4 Bakal Calon Rektor Unsri Siap Bertarung
BACA JUGA:Indikasi Korupsi Rp100 Miliar, Kejati Sumsel Tahan Mantan Direktur PTBA dan Dua Tersangka Lainnya
5. Perang dunia 1
Pada tahun 1914, Kerajaan Utsmanniyah memilik bergabung dengan blok sentral (Jerman, Austria, Hongaria) dalam perang dunia 1. Mereka berperang melawan sekutu termasuk (Inggris, Prancis, dan Russia). Keputusan ini berakhir dengan kekalahan kerajaan Utsmanniyah dan penduduk wilayah mereka oleh sekutu.
6. Gerakan kemerdekaan nasional
Selama perang dunia 1, gerakan kemerdekaan nasional muncul di banyak wilayah yang dikuasai Utsmanniyah, termasuk Yunanni, Mesir, Arab saudi, dan suriah. Pada akhir perang, sekutu memberikan dukungan kepada gerakan gerakan ini, dan kerajaan Utsmanniyah mulai pecah menjadi beberapa negara baru.
BACA JUGA:Penembak Misterius Kepala Keamanan PT Sampoerna ALK Terungkap, Siapa Dia?
BACA JUGA:Khasiat Daun Dadap Yang Harus Kamu Ketahui
Pada tanggal 1 November 1922, Kesultanan Utsmanniyah secara resmi dihapuskan oleh pemerintah turki modern yang dipimpin oleh pemimpin nasionalis, Mustafa kemal Ataturk.
Setelah berakhirnya perang dunia 1dan kekalahan Utsmanniyah dalam perang, Mustafa Kemal Ataturk memimpin gerakan nasionalis yang bertujuan untuk menghapuskan sistim monarki dan mendirikan negara turki modern yang sekuler.
Mustafa Kemal Artaturk mendirikan Republik Turki pada 1923 dan menjadi presiden pertamanya. Dia melakukan serangkaian reformasi sosial, politik, dan budaya yang luas, yang dikenal sebagai “Revolusi Turki”.