Salah satu penyebab kematian akibat DBD, menurut Ira, adalah keterlambatan dalam penanganan medis.
"Penyebab kematian akibat DBD biasanya karena pasien sudah mengalami fase kritis saat dibawa ke fasilitas kesehatan," terang Ira.
Dalam hal pengendalian DBD, Ira menegaskan bahwa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah langkah yang paling efektif.
"Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tetap menjadi metode yang paling efektif, yaitu dengan membunuh jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat berkembang biaknya," ungkap Ira.
BACA JUGA:Tragis! 2 Rumah Palembang Terbakar, Warga Panik dan Penyebab Masih Diselidiki
BACA JUGA:Biaya Operasional Murah, Harga Mobil Listrik GAC Aion Y Plus di Februari 2025
Selain PSN, Dinas Kesehatan Sumsel juga memiliki program Juru Jentik Nyamuk (Jumantik) yang diterapkan di sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren.
"Selain PSN, kami juga memiliki program Jumantik yang berfokus pada sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren," tambahnya.
Dinkes Sumsel juga tengah melakukan penelitian bersama Kementerian Kesehatan dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terkait penggunaan nyamuk Wolbachia sebagai solusi pengendalian DBD.
"Kami sedang melakukan penelitian dan bekerja sama dengan Kemenkes serta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terkait implementasi nyamuk Wolbachia ini," jelas Ira.
BACA JUGA:Sepanjang 2024, KAI Divre III Palembang Amankan 68 Barang Tertinggal Senilai Rp131 Juta!
BACA JUGA:Tragis! Anak Dipukul Orang Tak Dikenal Saat Pulang, Ayahnya Langsung Lapor Polisi
Selain langkah-langkah pengendalian di lapangan, Ira juga menyebutkan bahwa vaksin DBD sudah mulai diterapkan sebagai bagian dari upaya pencegahan.
"Kami memiliki pencegahan berupa vaksin DBD yang sudah mulai berjalan di beberapa daerah. Di Palembang, vaksin DBD bisa didapatkan di RS Pelabuhan dan RS Pusri," terangnya.
Dengan upaya-upaya tersebut, Dinas Kesehatan Sumsel berharap bisa menekan jumlah kasus DBD dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit ini.