Masalah lain yang turut memengaruhi minat masyarakat terhadap Tesla adalah keterbatasan layanan purna jual di Indonesia.
BACA JUGA:Berbahaya, Jangan Gunakan Kata Sandi Yang Sama di Beberapa Akun, Ini Alasannya
BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Tanggapi Kabel 900 Meter Jembatan Musi VI Raib Dicuri
Tesla belum memiliki jaringan dealer resmi maupun pusat layanan yang luas di Tanah Air. Banyak pemilik Tesla harus mengandalkan pihak ketiga atau mengimpor suku cadang secara mandiri dengan biaya yang tidak murah.
Dalam industri otomotif, ketersediaan layanan purna jual merupakan faktor penting yang memengaruhi keputusan pembelian, sehingga hal ini menjadi kelemahan besar bagi Tesla di Indonesia.
Di sisi lain, citra Tesla di pasar global juga turut memengaruhi popularitasnya. CEO Tesla, Elon Musk, kerap menjadi sosok kontroversial yang menciptakan drama di media.
Kasus terkait akuisisi Twitter dan berbagai pernyataannya yang memancing pro dan kontra membuat sebagian orang enggan mendukung produknya, termasuk Tesla.
BACA JUGA:Lantik Notaris Pengganti, Kemenkum Sumsel Tegaskan Komitmen Pelayanan
BACA JUGA:Factory Reset HP: Kenapa Penting dan Kapan Harus Dilakukan?
Bahkan, di beberapa negara seperti Cina, Tesla tetap sulit bersaing meskipun telah menawarkan diskon besar-besaran.
Persaingan di pasar mobil listrik premium di Indonesia kini juga semakin ketat. Pabrikan lain seperti Hyundai dengan model Ioniq 5 menawarkan harga yang lebih kompetitif, tetapi tetap memberikan kualitas yang tinggi.
Hyundai Ioniq 5, misalnya, berhasil meraih peringkat lima bintang dalam uji keselamatan, sedangkan Tesla Model 3 hanya mendapat nilai tiga bintang.
Dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang lebih menjanjikan, konsumen mulai beralih ke merek lain yang dianggap lebih memberikan nilai tambah.
BACA JUGA:Marvel Berencana Gantikan Chadwick Boseman di Black Panther 3
BACA JUGA:Oppo Find N5, Ponsel Lipat Super Tipis Dengan Desain Inovatif
Tidak hanya itu, pasar mobil listrik di Indonesia masih berada pada tahap awal perkembangan.