Mekanisme Departemen Luar Negeri AS digunakan untuk mengevaluasi insiden yang menyebabkan korban sipil akibat penggunaan senjata yang disediakan oleh AS.
BACA JUGA:Yudha-Bahar Berkomitmen Jadikan Palembang sebagai Destinasi Wisata Kota Tua
BACA JUGA:Buah Kembangkan BRIAPI untuk Transformasi Digital, BRI Sukses Sabet Penghargaan Global
Presiden Biden sejak awal telah memberikan dukungan kepada Israel setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.
Namun, pemerintah AS juga mulai menyuarakan kekhawatiran atas dampak serangan Israel terhadap warga sipil Palestina, terutama dalam konteks serangan yang dinilai tidak proporsional.
Situasi Gaza Setelah Serangan Israel
Kunjungan Netanyahu ke Gaza datang di tengah kondisi yang memprihatinkan. Wilayah itu mengalami kerusakan masif akibat serangan udara Israel yang bertujuan melumpuhkan kemampuan Hamas. Infrastruktur hancur, dan ratusan ribu warga sipil Palestina terpaksa mengungsi di tengah minimnya akses bantuan kemanusiaan.
BACA JUGA:Bisa Langsung Klaim Asuransi BRI Life Tanpa Terjadi Kecelakaan, Cukup 3 Tahun Bayar Angsuran
BACA JUGA:Buah Kembangkan BRIAPI untuk Transformasi Digital, BRI Sukses Sabet Penghargaan Global
Sementara itu, klaim Netanyahu bahwa Hamas tidak lagi berkuasa di Gaza menimbulkan pertanyaan tentang masa depan wilayah tersebut.
Banyak pihak yang skeptis, mengingat Hamas telah lama menjadi kekuatan dominan di Gaza dan memiliki jaringan yang sulit dihancurkan sepenuhnya.
Tawaran Uang dan Pilihan Sulit
Penawaran hadiah dari Netanyahu dianggap sebagai taktik untuk mempercepat pembebasan sandera, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang terlibat dalam penyanderaan.
BACA JUGA:Dari Usaha Kecil ke Sukses Nasional, Cerita Inspiratif Pelaku UMKM di Rumah BUMN BRI
BACA JUGA:Meeting Persiapan Umroh Akbar! Tour Leader, Muthawif &Crew PALTV Siap Berikan Pelayanan Terbaik
Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan segan-segan memburu pihak yang dianggap menyakiti para sandera.