PALTV.CO.ID- Amazon Bullseye menghadirkan cerita kocak dari perjalanan Cho Jin-bong (diperankan oleh Ryu Seung-ryong), seorang mantan atlet panahan yang kini bekerja di sebuah perusahaan tambang besar.
Karirnya berada di ambang kehancuran setelah serangkaian kegagalan membuatnya tidak lagi dipandang sebagai pegawai andalan.
Dalam upaya mempertahankan posisinya, Jin-bong diberikan tugas yang tidak biasa dan hampir
mustahil: membantu perusahaan tambang mendapatkan izin eksplorasi di negara fiktif Amerika Selatan bernama Boledor.
BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Nasabah, Nikmati Keistimewaan Eksklusif BRI Prioritas di Musi Rawas
BACA JUGA:Mau Usaha Makin Maju? Ini Dia Solusi dari BRI untuk Warga Musi Rawas
Caranya? Jin-bong harus memenangkan medali emas di ajang panahan untuk negara tersebut, yang berarti dia harus turun tangan menjadi pelatih bagi calon atlet dari suku pedalaman setempat.
Tugas ini semakin rumit saat perjalanan Jin-bong menuju lokasi tiba-tiba terganggu oleh bencana alam.
Helikopter yang ditumpanginya tersambar petir, memaksanya terdampar di pedalaman hutan Amazon yang lebat dan berbahaya.
Di tengah kebingungannya, Jin-bong bertemu dengan tiga pria suku lokal yang tidak pernah bersinggungan dengan peradaban modern—Sika (Igor Pedroso), Iva (Luan Brum), dan Walbu (J.B. Oliveira).
Pertemuan antara mereka menciptakan berbagai kejadian yang penuh miskomunikasi dan ketidaksepahaman budaya, yang tentu saja membawa banyak momen lucu yang mengundang tawa.
Amazon Bullseye menghadirkan cerita kocak dari perjalanan Cho Jin-bong (diperankan oleh Ryu Seung-ryong), seorang mantan atlet panahan yang kini bekerja di sebuah perusahaan tambang besar.--FOTO: INSTAGRAM@GOLDENVILLAGEPICTURES
Keberuntungan mulai berpihak pada Jin-bong ketika dia bertemu Bbang-sik (Jin Seon-kyu), seorang pria asal Korea yang sudah menetap lama di daerah tersebut dan bekerja sebagai penerjemah.
Dengan bantuan Bbang-sik, Jin-bong mulai merancang pelatihan panahan bagi ketiga pria suku pedalaman tersebut.
Namun, perjalanan ini tidak mudah karena selain perbedaan bahasa, ketiganya juga tidak memiliki dasar pemahaman tentang olahraga panahan.