PALTV.CO.ID- Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif mengalami pergeseran signifikan
menuju kendaraan listrik (EV) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dampak lingkungan. Salah satu komponen kunci teknologi EV yang menjadi fokus utama adalah baterai.
Saat ini, sebagian besar kendaraan listrik menggunakan baterai lithium-ion, namun industri kini tengah beralih ke baterai solid-state yang dianggap menawarkan banyak keunggulan.
Baterai solid-state diprediksi akan menjadi inovasi besar yang membawa perubahan berarti bagi EV, khususnya dalam hal efisiensi, daya tahan, dan keamanan.
BACA JUGA:Debat Kedua Pilkada Muratara Siang Ini, Saksikan Langsung di PALTV!
BACA JUGA:KUR Tak Termasuk Kredit UMKM yang Dapat Diputihkan Karena Ada Penjaminan
Baterai solid-state bekerja dengan menggunakan elektrolit padat, bukan cairan seperti pada baterai lithium-ion.
Elektrolit padat ini memungkinkan transfer ion yang lebih stabil, meningkatkan kepadatan energi, dan mengurangi risiko kebakaran.
Salah satu daya tarik teknologi ini adalah kapasitas energinya yang lebih tinggi dibandingkan lithium-ion, memungkinkan jarak tempuh yang lebih jauh bagi kendaraan listrik dalam satu kali pengisian daya.
Hal ini menjadi solusi bagi kekhawatiran pengguna EV terhadap jarak tempuh, atau "range anxiety."
Colokan pengisi daya kendaraan listrik dengan tampilan digitall- pengguna6702303-freepik
Selain itu, baterai solid-state mendukung pengisian ulang yang jauh lebih cepat. Pengguna EV mungkin
tak perlu lagi menunggu berjam-jam untuk daya penuh, karena baterai solid-state dapat mengurangi waktu pengisian hingga setengahnya, bahkan lebih.
Ini tak hanya membuat EV lebih nyaman digunakan, tetapi juga berpotensi mempercepat adopsi EV, terutama bagi pengguna yang mobilitasnya tinggi.
Dalam aspek keamanan, baterai solid-state menawarkan keunggulan lebih dibandingkan lithium-ion tradisional yang berisiko overheating dan kebakaran akibat penggunaan elektrolit cair yang mudah terbakar.