Selain itu, defisit anggaran meningkat hingga mencapai lebih dari 8 persen dari PDB, menunjukkan betapa besar tekanan ekonomi yang dialami Israel.
Situasi ini membuat Israel semakin tergantung pada dukungan pasar internasional. Boikot yang dilakukan secara konsisten menunjukkan kepada Israel bahwa ketergantungan pada pasar asing bisa menjadi bumerang yang menghancurkan stabilitas mereka.
Upaya Israel dalam Menghadapi Perlawanan Ekonomi
Dalam mempertahankan cengkeramannya di kawasan Timur Tengah, Israel tidak hanya melakukan pendekatan militer, tetapi juga menggunakan diplomasi dan strategi ekonomi untuk mencegah semakin meluasnya gerakan divestasi dan boikot.
BACA JUGA:Fenomena Langka, Salju Menyelimuti Gurun Pasir Al-Jawf di Arab Saudi
BACA JUGA:Italia Minta Revisi Larangan Penjualan Mobil BBM 2035 di Uni Eropa
Namun, ketika negara ini mencoba menghentikan upaya global yang menyerukan perlawanan ekonomi, semakin banyak kelompok internasional yang bersatu untuk memberikan dukungan pada perjuangan Palestina.
Dunia menyaksikan bagaimana Israel mencoba mengatasi dampak boikot dengan tetap mengerahkan kekuatan politiknya di arena internasional.
Namun, pendekatan ini semakin memperjelas bahwa kekuatan ekonomi Israel sedang berada di bawah tekanan berat dari berbagai pihak.
BERBAGAI SUMBER
PHOTO : idf/ig