PALTV.CO.ID,- Dalam setiap langkah boikot dan divestasi, dari berbagai institusi memberikan dampak besar pada stabilitas ekonomi Israel.
Meski terlihat sebagai negara dengan kekuatan militer yang kokoh, sebenarnya Israel menghadapi kelemahan mendasar yaitu ketergantungan pada sistem ekonomi global.
Pendekatan boikot dan divestasi, yang telah menjadi salah satu metode perjuangan di tingkat internasional, menyoroti aspek rentan ini.
Ketergantungan Ekonomi Israel: Sisi Lain dari Kekuatan Militer
BACA JUGA:Suka Scrolling TikTok? Waspadai 5 Dampak Negatif yang Mungkin Terjadi!
BACA JUGA:Dijemput Chevrolet Suburban, Begini Sambutan Gagah untuk Prabowo di Amerika
Israel dikenal sebagai kekuatan militer besar di kawasan Timur Tengah.
Eksistensi negara ini, selain bertumpu pada dukungan aliansi militer, terutama dari negara seperti Amerika Serikat, juga sangat terkait dengan sektor ekonomi.
Kompleksitas industri teknologi tinggi dan pertahanan yang dimiliki Israel adalah andalan yang memperkuat kedaulatan dan ketahanan mereka.
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa sektor-sektor ini tidak berdiri sendiri melainkan tergantung pada aliran modal asing, investasi, serta jaminan diplomatik dari negara-negara Barat.
BACA JUGA:Penuh Haru, 433 Jemaah Selesaikan Rukun Umrah Pertama Bersama Holiday Angkasa Wisata
BACA JUGA:25 Siswa SPN Betung Ikuti Latihan Kerja Diktuk Bintara Polri Gelombang II
Dengan semakin meluasnya gerakan boikot dan divestasi di tingkat global, banyak negara dan institusi kini menolak terlibat dalam hubungan ekonomi yang mendukung Israel.
Langkah ini perlahan-lahan menciptakan tekanan besar, membatasi ruang gerak Israel di panggung ekonomi internasional. Seiring dengan kemunduran ekonomi Barat, pondasi yang menopang kekuatan ekonomi Israel juga mengalami pengikisan.
Boikot: Metode Efektif untuk Menghadapi Penindasan Ekonomi