Donald Trump Menang Pilpres AS 2024, Pengamat Soroti Dampak Terhadap Timur Tengah

Senin 11-11-2024,06:56 WIB
Reporter : johanes
Editor : Hanida Syafrina

BACA JUGA:Panduan Memilih dan Rekomendasi Maskara Waterproof Terbaik

Menurut sejumlah pengamat, kemenangan Trump dalam Pilpres AS 2024 ini memberi Israel dorongan lebih besar untuk melakukan berbagai operasi militer di wilayah pendudukan Palestina.

Andrea Abdul Rahman Azzqy, seorang pengamat hubungan internasional, menyatakan bahwa dukungan Trump akan membuat Israel lebih leluasa melancarkan kampanye militer di Gaza, Tepi Barat, hingga Lebanon dan Suriah.

Israel dianggap akan menggunakan kesempatan ini untuk melanjutkan kampanye “Greater Israel” mereka.

Banyak analis memperkirakan, dengan dukungan AS, pemerintah Israel dapat melanjutkan upaya pengembangan wilayahnya, bahkan melakukan ekspansi militer yang lebih besar.

BACA JUGA:Resep Gule Eungkot Paya Khas Aceh, Sajian Lezat dan Khas yang Penuh Rempah

BACA JUGA:Resep Nasi Subut dan Sate Ikan Pari Cita Rasa Khas Kalimantan Utara

Ini tentu saja dapat memperburuk situasi hak asasi manusia di Palestina serta memicu krisis kemanusiaan yang lebih luas.

Kebijakan Trump Terhadap Iran dan Pengaruhnya di Kawasan

Dari sisi Iran, kemenangan Trump berpotensi memperburuk ketegangan yang telah lama terjadi antara AS dan Iran.

Pada masa jabatan sebelumnya, Trump memberlakukan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, termasuk keluar dari perjanjian nuklir JCPOA pada 2018 dan memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat. Kebijakan ini menekan ekonomi Iran dan memicu kemarahan di kalangan rakyat Iran.

BACA JUGA:Resep Gule Eungkot Paya Khas Aceh, Sajian Lezat dan Khas yang Penuh Rempah

BACA JUGA:Resep Nasi Subut dan Sate Ikan Pari Cita Rasa Khas Kalimantan Utara

Pada Januari 2020, Trump memerintahkan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani, salah satu komandan tertinggi Iran. Tindakan ini menciptakan ketegangan militer antara AS dan Iran serta meningkatkan ancaman terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut.

Jika Trump melanjutkan pendekatan keras terhadap Iran, maka ancaman konflik terbuka antara kedua negara bisa meningkat. JD Vance, wakil presiden Trump saat ini, juga telah mengisyaratkan kebijakan agresif terhadap Iran.

Namun, para pengamat seperti Julien Barnes-Dacey dari European Council on Foreign Relations (ECFR) menilai Trump mungkin akan lebih memilih tekanan ekonomi yang intensif daripada mengerahkan militer AS secara langsung.

Kategori :