Keputusan ini dianggap memberi dukungan besar kepada Israel dan memperburuk ketegangan di wilayah Palestina.
Pada 2019, Trump juga mengakui Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel sejak Perang Enam Hari sebagai bagian dari wilayah Israel, meskipun tindakan ini dianggap ilegal di kancah internasional.
BACA JUGA:Jalan Rusak Parah, Warga 5 Desa di Banyuasin III Menjerit Berkubang Lumpur!
BACA JUGA:Peringati Hari Pahlawan, Pemprov Sumsel Ziarah ke TMP Ksatria Ksetra Siguntang
Langkah-langkah Trump dalam mendukung Israel ini memperlihatkan keengganan pemerintahannya untuk menyelesaikan konflik secara netral dan adil, terutama bagi rakyat Palestina yang terus berjuang mendapatkan hak mereka.
Rencana Perdamaian dan Abraham Accords
Selama masa kepemimpinannya yang lalu, Trump juga mendukung perjanjian Abraham Accords, yang merupakan serangkaian kesepakatan antara Israel dengan beberapa negara Arab dan Afrika Utara.
Kesepakatan ini ditengahi oleh AS untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
BACA JUGA:ASUS Luncurkan Motherboard Terbaru Seri Z890 dengan Teknologi AI Terbaru
BACA JUGA:Impian Mobil Baru? KKB BRI Siap Wujudkan dengan Bunga Ringan!
Meski dianggap sebagai kemajuan dalam hal diplomasi, kesepakatan ini memicu kontroversi di kalangan pro-Palestina yang menganggapnya sebagai pengabaian terhadap hak dan aspirasi Palestina.
Para ahli Timur Tengah, seperti Peter Lintl dari Stiftung Wissenschaft und Politik, memprediksi bahwa kebijakan Trump yang pro-Israel ini akan terus berlanjut.
Trump kemungkinan akan terus memberi dukungan penuh bagi Israel, namun dengan lebih banyak tekanan untuk mengendalikan dampak citra buruk yang mungkin timbul akibat konflik.
Dukungan Israel untuk Mengendalikan Wilayah Palestina
BACA JUGA:Payroll BRI, Mitra Andal untuk Mengelola Keuangan Karyawan Anda