Sunarso menekankan bahwa ketersediaan nutrisi yang baik adalah fundamental untuk meningkatkan kualitas SDM.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan swasembada pangan, serta menyediakan pendidikan yang memadai untuk menciptakan SDM berkualitas.
Direktur Utama BRI, Sunarso--foto: dok. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Mengenai hilirisasi energi, Sunarso percaya bahwa ini akan berdampak positif pada perputaran ekonomi.
“Baik analisis internal BRI maupun kajian pemerintah menunjukkan bahwa tujuan ekonomi nasional sudah selaras,” tambahnya.
Lebih jauh, BRI juga menganalisis peluang bisnis yang muncul dari kebijakan hilirisasi. Proses hilirisasi tidak hanya menciptakan nilai tambah pada produk tambang dan pertanian, tetapi juga berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan distribusi pendapatan yang lebih baik.
“Setiap langkah dalam penciptaan nilai tambah akan mendorong peningkatan produktivitas. Bank akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang berasal dari aktivitas hilirisasi produk,” ungkapnya.
Sunarso memberi contoh konkret mengenai panen kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit, oleokimia, atau produk kosmetik.
Dengan hilirisasi yang terjadi di dalam negeri, tidak hanya nilai tambah yang akan tetap di Indonesia, tetapi juga akan membuka lebih banyak peluang kerja.
“Intinya, analisis kami menunjukkan bahwa fokus pada peningkatan kualitas human capital, swasembada pangan, dan energi adalah langkah strategis.
Proses hilirisasi produk pertambangan dan pertanian akan meningkatkan aktivitas ekonomi dan meratakan pendapatan, yang menjadi peluang bisnis menjanjikan bagi perbankan,” tutup Sunarso.