Uni Eropa Bersiap Voting Tarif Baru untuk Mobil Listrik Buatan China

Sabtu 28-09-2024,21:40 WIB
Reporter : Said Prakata
Editor : Muhadi Syukur

PALTV.CO.ID - Uni Eropa dijadwalkan untuk melakukan pemungutan suara pada 4 Oktober mendatang guna memutuskan apakah tarif hingga 45% akan dikenakan pada mobil listrik impor dari China.

Rencana ini mencerminkan kekhawatiran blok Eropa terhadap dominasi mobil listrik China yang semakin meluas di pasar Eropa.

Bloomberg News melaporkan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa telah menerima draf regulasi terkait tarif tersebut, meskipun tanggal voting dapat berubah tergantung pada hasil negosiasi menit terakhir antara pihak Eropa dan China.

Langkah ini tidak diambil secara mendadak. Komisi Eropa telah mengajukan proposal yang hampir mematok tarif akhir hingga 35,3% untuk mobil listrik yang diproduksi di China, angka ini jauh lebih tinggi dari tarif pajak impor mobil standar Uni Eropa sebesar 10%.

BACA JUGA:Menanti Keputusan Perpanjangan Insentif Mobil Listrik di Indonesia

BACA JUGA:Aion Siap Luncurkan Mobil Listrik Terbaru di GJAW 2024, Apakah Ini Modelnya?

Tujuan dari peningkatan tarif ini adalah untuk melindungi produsen otomotif lokal dari gempuran produk murah dari China, yang dinilai dapat mengancam keberlangsungan industri otomotif di Eropa.

Tarif ini direncanakan akan diterapkan pada akhir Oktober mendatang, kecuali mayoritas terkualifikasi dari 15 anggota Uni Eropa yang mewakili 65% populasi blok tersebut memberikan suara menentang penerapan tarif baru ini.

Namun, keputusan ini masih menunggu hasil negosiasi antara Uni Eropa dan China yang terus berlangsung. Ada upaya dari kedua belah pihak untuk mencari solusi agar tarif ini tidak perlu diterapkan, mengingat potensi dampaknya yang bisa menambah ketegangan perdagangan antara kedua pihak.

Komisi Eropa mendasarkan keputusannya pada investigasi bahwa produsen mobil listrik China diduga menerima subsidi besar-besaran dari pemerintahnya.

BACA JUGA: Wuling Cloud EV di Bawah Rp400 Juta, Mobil Listrik Favorit! Simak Ulasannya

BACA JUGA:Mobil Listrik vs Mobil Klasik, Inovasi Modern atau Pesona Masa Lalu?

Dengan subsidi ini, mobil listrik dari China bisa dijual lebih murah di pasar Eropa, memberikan tekanan pada produsen lokal yang tidak bisa bersaing dalam hal harga. Situasi ini membuat produsen mobil Eropa khawatir akan masa depan mereka, terutama dengan meningkatnya popularitas mobil listrik di Eropa seiring dengan komitmen untuk mengurangi emisi karbon.

Negara-negara anggota Uni Eropa yang mendukung tarif ini meyakini bahwa perlindungan pasar dari serbuan mobil murah China sangat diperlukan.

Mereka menganggap bahwa tanpa tarif tambahan, produsen mobil Eropa, termasuk perusahaan besar seperti Volkswagen, Renault, dan BMW, akan mengalami kesulitan untuk bersaing dalam jangka panjang. Sebagai hasilnya, investasi dalam pengembangan teknologi hijau dan tenaga kerja lokal bisa terancam.

Kategori :