Kepribadian Ganda, Kenapa Bisa Terjadi ? Apakah Bisa Diobati ?

Selasa 13-06-2023,16:05 WIB
Reporter : sofhuan
Editor : Muhadi Syukur

PALEMBANG.PALTV.CO.ID - Kepribadian ganda, juga dikenal sebagai gangguan identitas disosiatif (DID), adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami dua atau lebih identitas yang berbeda yang bergantian menguasai dirinya. Setiap identitas dapat memiliki ciri-ciri yang unik, termasuk perilaku, ingatan, dan persepsi yang berbeda. 

Biasanya kondisi ini disebabkan oleh pengalaman dimasa kanak-kanak yang membuat seseorang menjadi trauma dan terjadi secara berulang.

Tidak sedikit orang menyamakan masalah kepribadian ganda dengan penyakit skizofrenia, yang sebenarnya hal tersebut merupakan penyakit yang berbeda. 

Yang membedakannya ialah skizofrenia bisa membuat gejala yang dapat mempengaruhi prilaku, perasaan dan pikiran penderitanya sedangkan masalah kepribadian ganda dapat membuat seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian.

BACA JUGA:Inspirasi Gaya Busana Casual ala Selebriti: Santai dan Modis

BACA JUGA:Bosan dengan Model Truk yang Gitu-Gitu Aja? Hasil Karya Irsyad Putra Karoseri Ini Bisa Jadi Inspirasi

Selain itu, kepribadian ganda juga berbeda dengan gangguan disosiatif lainnya. Kepribadian ganda termasuk golongan gangguan disosiatif kepribadian dalam kategori berat. Jika dibandingkan dengan kondisi gangguan disosiatif ringan seseorang akan mengajalami gejala melamun dan mengerjakan sesuatu tanpa kesadaran saja.

Gejala-gejala yang umum terkait kepribadian ganda, seperti amnesia, perubahan identitas yang tiba-tiba, dan perasaan ketidakkenalan terhadap diri sendiri, akan diuraikan.

Penyebab kepribadian ganda masih menjadi topik yang kontroversial dalam bidang psikologi. Beberapa teori yang mungkin menjelaskan bagaimana kondisi ini dapat terbentuk, termasuk trauma masa kecil, kekerasan fisik atau seksual, dan mekanisme pertahanan psikologis.

Tanda Seseorang Terkena Gangguan Kepribadian Ganda

BACA JUGA:Inspirasi Modifikasi Mobil Pribadi Standar Menjadi Racing Agar Tidak Membosankan

BACA JUGA:Wisata Bunga Celosia di Palembang, Ada Miniatur Ikon Dunia

Sering kali orang yang memiliki gangguan kepribadian ganda tidak menyadari bahwa ia memiliki gangguan tersebut. Salah satu tanda bahwa ia memiliki gangguan tersebut, ia seperti kerasukan dan menjadi orang lain yang kita kenal.

Hal tersebut merupakan reaksi dari dalam diri seseorang untuk beradaptasi terhadap trauma mental yang telah ia alami sehingga memicu timbulnya gejala tersebut.

Gejala tersebut benar-benar membuat ia menjadi pribadi yang amat berbeda mulai dari cara bicara, prilaku, pola piker bahkan ada pula seakan memiliki identitas jenis kelamin yang berbeda. Dimana dari setiap kepribadian tersebut memiliki kendali penuh terhadap tubuh penderita secara bergantian.

Beberapa diantara mereka dapat lupa tanggal-tanggal penting dalam hidupnya. Berbeda dengan orang pada umumnya ia tidak akan mengetahui informasi mengenai apapun tentang dirinya saat mengalami perubahan kepribadain tersebut.

BACA JUGA:Menikmati Taman Kambang Iwak Wisata Taman Tengah Kota Palembang

BACA JUGA:Wow! Sungsang IV Terpilih sebagai Desa Wisata Terbaik Se-Indonesia

Sering kali mereka mengalami tekanan psikologis dikarenakan kondisi mereka, yang berakibatkan munculnya gangguan psikologis lain seperti kecemasan, dan pank yang berlebihan.

Mereka pun sering mengalami depresi , tidak berharga bahkan ingin sering kali mempunyai keinginan bunuh diri. Hal ini pun sering kali membuat mereka merasa asing dengan orang disekitar mereka.

Untuk itu perlu nya penanganan khusus terhadap penderita kepribadian ganda ini.

Penanganan maupun pengobatan terhadap orang berkepribadian ganda pada umumnya dilakukan oleh dokter ahli terapi psikologis dan pemberian obat-obat. 

BACA JUGA:Banyak Spot Baru di Muara Enim Potensial Jadi Tempat Wisata

BACA JUGA:Video: Embung Senja Pilihan Wisata Warga Musi Banyuasin

Namun pengobatan ini pada umumnya bertujuan sebagai terapi mengurangi gejala yang telah dialami oleh penderita kepribadian ganda. Yaitu dengan menyatukan beberapa kepribadian penderita yang terpisah. 

Respon penderita terhadap terapi yang dialami pun juga berbeda. Pada umumnya untuk melakukan terapi ini butuh serangkaian proses yang panjang. Namun, jika terapi dapat di lakukan secara rutin, pada umumnya gejala-gejala yang dialami dapat diredakan dan juga dapat menghindari resiko gangguan psikologis lain.(*)

Kategori :