Ini Langkah Disbunak OKI Selamatkan Kerbau Pampangan dari Kepunahan

Kamis 19-09-2024,23:23 WIB
Reporter : Novan Wijaya
Editor : Devi Setiawan

OKI, PALTV.CO.ID - Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Disbunak OKI) bersama Medik Veteriner, UPTD Puskeswan, serta DPC Paravetindo Kabupaten OKI, melakukan Sosialisasi Kegiatan Aksi Perubahan dalam Rangka Pelestarian Kerbau Pampangan Melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dan Kick Off Vaksinasi Septicaemia Epizootica (SE) Tahun 2024.

Hewan bernama ilmiah Bubalus bubalis ini ditetapkan sebagai plasma nutfah khas Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) oleh Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/KPTS/PD.410/2/2013, saat ini mendapatkan ancaman berupa penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit Ngorok.

Kegiatan yang diiniasi oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Dedy Kurniawan ini, bertujuan untuk mencegah punahnya Kerbau Pampangan.

"Setidaknya inseminasi buatan dan transfer embrio terutama untuk Kerbau Pampangan menjadi salah satu jalan keluar dalam melestarikan Kerbau Pampangan," ucap Dedy Kurniawan pada hari Selasa, 17 September 2024 kemarin.

BACA JUGA:Strategi Efektif Mengatasi Stres dan Kecemasan

BACA JUGA:Game Mobile vs. Game PC: Mana yang Lebih Mengasyikkan?

Lebih lanjut, Kepala Disbunak OKI Dedy Kurniawan mengungkapkan, untuk mendukung program pelestarian ini setidaknya diperlukan UPTD Perbibitan dan Hijauan Pakan Ternak.

"Untuk UPTD Perbibitan, Dinas Perkebunan dan Peternakan sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) untuk pendirian ini," ungkap Dedy Kurniawan.

Sementara itu, Dokter Hewan Wahyu Tri Utomo mengungkap bahwa ada tujuh ancaman pelestarian Kerbau Pampangan.

Dari tujuh ancaman tersebut di antaranya adalah wabah penyakit hewan menular strategis bersifat cepat dan fatal (SE atau Ngorok).

BACA JUGA:Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan di Palembang Melalui Gerakan Pangan Murah

BACA JUGA:Hakim Tolak Eksepsi Eks Pejabat Kemnaker Reyna Usman di Kasus Dugaan Korupsi


Untuk mendukung program pelestarian Kerbau Pampangan, diperlukan UPTD Perbibitan dan Hijauan Pakan Ternak, Kamis (19/9/2024).-Novan Wijaya-PALTV

Kemudian angka kesakitan SE sebesar 41,25 persen, angka kematian 7,4 persen sementara angka kelahiran hanya 9,75 persen.

"Dari populasi sebanyak 9.342 ekor pada tahun 2024, diperkirakan akan turun menjadi 454 ekor pada tahun 2030. Disebabkan antara lain oleh pengaruh cuaca ekstrem, kemarau panjang, curah hujan dan kelembapan Tinggi," tutur drh Wahyu Tri Utomo.

Kategori :