Hendaklah seorang hamba yang sedang diterpa musibah ataupun penyakit, janganlah merasa cemas, jangan takut, dan jangan selalu dirundung duka, akan tetapi jadikanlah musibah itu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sementara itu, Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya di salah satu kanal Youtube menjelaskan, bawasanya setiap yang menimpah atau dialami kita itu adalah musibah baik ataupun buruk. Dan semua yang bersumber dari Allah SWT itu baik ketentuannya.
BACA JUGA:Perempuan Melamar Laki-laki, Apakah Boleh dalam Islam? Simak Penjelasannya!
BACA JUGA:Ini Adab Menagih Utang yang Sesuai dengan Ajaran Islam
“Musibah itu yang kita alami semua, yang nampak baik ataupun yang tidak menyenangkan. Jikalau musibah itu terlihat baik, maka menyikapinya dengan syukur. Jika terlihat tidak menyenangkan, maka cara menyikapinya dengan sabar,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Dilansir dari laman Kementerian Agama RI, berikut adab seorang Muslim saat diterpa musibah agar tetap mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
1. Sabar Menghadapi Musibah
Sikap sabar menjadi kunci menghadapi musibah dalam Islam. Menurut Imam Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain sabar merupakan sikap menahan diri terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Inilah Orang-orang yang Tidak Sah Menjadi Imam Salat
BACA JUGA:Amalan-amalan Ringan Namun Berpahala Besar, Yuk Amalkan!
Seorang Muslim dianjurkan mengucapkan kalimat istirja’ ketika musibah datang.--freepik.com/@jcomp
Ketika musibah datang, sebagai seorang Muslim dianjurkan mengucapkan kalimat istirja’ (inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun).
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW saat kita tertimpa musibah agar membaca doa berikut ini:
Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma ajirni fi mushibati wa akhlif li khairan minha.
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
BACA JUGA:Anak Kecil Dilarang Keluar Rumah di Waktu Maghrib, Ini Alasannya Menurut Pandangan Islam