BACA JUGA:Daya Tarik BYD M6 yang Membuatnya Sulit untuk Tidak Dipilih
Roket-roket yang ditembakkan oleh Hizbullah ke Israel selama konflik Gaza sejak Oktober lalu mencakup rudal Katyusha dan Burkan (Volcano) dengan muatan ledak 300-500 kg.
Roket Falaq 2 buatan Iran, yang pertama kali digunakan pada bulan Juni, mampu membawa hulu ledak yang lebih besar dibandingkan Falaq 1 yang digunakan sebelumnya.
Rudal Anti-Tank
Hizbullah banyak menggunakan rudal anti-tank selama perang 2006 dan kembali mengerahkan senjata tersebut, termasuk rudal Kornet buatan Rusia.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Proyek Jargas, 4 Mantan Petinggi PT SP2J Didakwa Rugikan Rp3,9 Miliar
BACA JUGA: Denzel Washington Kembali Berkolaborasi dengan Ridley Scott di Gladiator II, Apa Kata Dia?
Hizbullah juga menggunakan rudal buatan Iran yang dikenal dengan nama "al-Mas", menurut laporan dari stasiun televisi pro-Iran, al-Mayadeen.
Al-Mas dapat mencapai target di luar garis pandang dengan lintasan melengkung, memungkinkan rudal ini menyerang dari atas, seperti yang dilaporkan oleh Pusat Penelitian dan Pendidikan Alma Israel.
Rudal ini termasuk dalam keluarga senjata yang dikembangkan oleh Iran melalui proses rekayasa balik berdasarkan rudal Spike buatan Israel, menurut laporan tersebut.
Rudal Anti-Pesawat
BACA JUGA:Taman Flora Surabaya: Oase Hijau di Tengah Kota Pahlawan
BACA JUGA:KPU Tetapkan Syarat Minimal 7,5 Persen Suara Sah untuk Pencalonan Pilkada Sumsel 2024
Hizbullah telah berhasil menembak jatuh beberapa drone Israel selama konflik ini dengan menggunakan rudal permukaan-ke-udara, menghantam drone Hermes 450 dan Hermes 900 milik Israel.
Meskipun Hizbullah sudah lama diyakini memiliki rudal anti-pesawat, serangan ini merupakan pertama kalinya kelompok tersebut menggunakan kemampuan ini.
Dalam serangan lainnya, Hizbullah mengklaim telah menembaki pesawat tempur Israel, memaksa mereka untuk meninggalkan wilayah udara Lebanon, meskipun tidak disebutkan jenis senjata yang digunakan dan tidak ada pesawat yang terkena tembakan.