Ancaman Demensia Memahami Risiko dan Dampak Gangguan Kognitif

Senin 05-08-2024,17:39 WIB
Reporter : Riko Saputra
Editor : Abidin Riwanto

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Demensia adalah istilah umum yang menggambarkan serangkaian gejala yang berkaitan dengan penurunan kemampuan kognitif yang cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Kondisi ini paling sering mempengaruhi orang lanjut usia, meskipun tidak jarang juga ditemukan pada individu yang lebih muda. Demensia bukanlah bagian normal dari penuaan, melainkan merupakan gangguan yang serius yang memerlukan perhatian medis dan perawatan khusus.

Salah satu bentuk demensia yang paling dikenal adalah penyakit Alzheimer, yang menyumbang sekitar 60-70% dari semua kasus demensia. Selain Alzheimer, ada beberapa jenis demensia lainnya, termasuk demensia vaskular, demensia tubuh Lewy, dan demensia frontotemporal.

Masing-masing jenis memiliki penyebab dan gejala yang sedikit berbeda, tetapi semuanya mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif yang signifikan.

BACA JUGA: Kenali Gejala dan Cara Efektif Mengatasi Diabetes, Panduan Pencegahan dan Pengobatan Terbaik

Gejala demensia bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya, namun beberapa tanda umum meliputi kehilangan ingatan, kesulitan berkomunikasi, kebingungan, perubahan kepribadian, dan penurunan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari.

Pada tahap awal, gejala mungkin ringan dan seringkali disalahartikan sebagai bagian dari penuaan normal. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala dapat menjadi semakin parah, membuat penderitanya membutuhkan bantuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Penyebab demensia juga beragam. Penyakit Alzheimer disebabkan oleh penumpukan plak amyloid dan protein tau di otak yang merusak sel-sel otak dan mengganggu komunikasi antar sel. Demensia vaskular disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak yang mengurangi suplai darah dan oksigen ke sel-sel otak.

Demensia tubuh Lewy terkait dengan penumpukan protein abnormal yang disebut tubuh Lewy di dalam sel-sel otak, sedangkan demensia frontotemporal melibatkan degenerasi sel-sel saraf di lobus frontal dan temporal otak.


Pria dengan bidikan sedang mengalami sakit kepala -gratispik-freepik

Faktor risiko demensia mencakup usia lanjut, riwayat keluarga dengan demensia, penyakit kardiovaskular, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan pola makan yang buruk.

Pencegahan demensia melibatkan pengelolaan faktor-faktor risiko tersebut, termasuk menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menjaga kesehatan jantung.

Penanganan demensia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Meskipun saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan demensia, ada beberapa perawatan yang dapat membantu mengelola gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Pengobatan melibatkan penggunaan obat-obatan yang dapat membantu mengurangi gejala seperti kebingungan dan masalah ingatan. Terapi non-farmakologis seperti terapi kognitif, terapi musik, dan kegiatan stimulasi mental juga dapat memberikan manfaat bagi penderita demensia.

BACA JUGA:Lindungi Diri dan Keluarga, Peran Aktif dalam Pencegahan Penyakit dengan Kenali Gejala dan Deteksi Dini

Kategori :