Kebijakan Subsidi Mobil Listrik Thailand Memicu Perubahan Besar di Industri Otomotif

Kamis 01-08-2024,07:21 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pemerintah Thailand telah mengambil langkah besar dalam mendorong adopsi mobil listrik melalui berbagai insentif yang agresif.

Program subsidi kendaraan listrik yang diluncurkan sejak tahun 2022 merupakan salah satu upaya pemerintah Thailand untuk mempercepat transisi ke kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Langkah ini sejalan dengan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China, yang memungkinkan mobil listrik asal China lebih mudah masuk dan berkompetisi di pasar Thailand.

Subsidi yang diberikan oleh pemerintah Thailand tidak main-main. Setiap unit kendaraan listrik mendapatkan subsidi hingga 150.000 baht, atau sekitar Rp 68 juta.

BACA JUGA: Bursa Otomotif Online, Apakah Aman dan Menguntungkan untuk Pembelian Mobil?

Dengan adanya subsidi ini, harga mobil listrik di pasar Thailand menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

Selain itu, kebijakan ini juga disertai dengan penghapusan tarif impor kendaraan listrik dari China, dengan syarat bahwa produsen mobil listrik China tersebut harus memulai produksi lokal di Thailand dalam jumlah yang setara dengan unit yang diimpor.

Langkah strategis ini berhasil menarik minat produsen mobil listrik asal China untuk berinvestasi di Thailand. Salah satu pemain besar yang telah memanfaatkan peluang ini adalah BYD, sebuah perusahaan otomotif terkemuka asal China.

BYD telah mengumumkan rencana investasi besar-besaran di Thailand dengan membangun pabrik mobil listrik senilai US$ 490 juta atau sekitar Rp 7,98 triliun. Pabrik ini diproyeksikan akan meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik di Thailand dan memenuhi permintaan pasar lokal serta ekspor ke negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA:Hyundai Kona Electric Menjadi Armada Taksi Baru Bluebird di Ibu Kota Nusantara

Namun, di tengah meningkatnya investasi dari produsen mobil listrik China, industri otomotif Jepang di Thailand justru mengalami penurunan.

Sejumlah pabrik mobil merek Jepang seperti Suzuki, Subaru, dan Honda telah mengumumkan pengurangan operasional mereka di Thailand, dengan alasan yang beragam namun terkait dengan dinamika pasar yang berubah.

Suzuki Motor Corporation (SMC) misalnya, telah memutuskan untuk menutup pabrik mereka di Thailand pada akhir tahun 2025. Pabrik yang telah beroperasi sejak Maret 2012 ini sebelumnya memproduksi sekitar 60.000 unit kendaraan per tahun untuk pasar lokal dan ekspor.

Keputusan ini merupakan bagian dari peninjauan kembali struktur produksi global Suzuki, di mana perusahaan tersebut akan lebih memfokuskan operasinya di negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Indonesia, yang dianggap memiliki potensi pasar yang lebih kuat. Dengan penutupan ini, Suzuki akan beralih dari produsen menjadi importir dan distributor di Thailand.

BACA JUGA:Biodiesel B40: Solusi Hijau untuk Masa Depan Indonesia

Kategori :